Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ICMI: Umat Islam Jangan Terpecah Karena Pilkada

Rendi Setiawan - Kamis, 16 Februari 2017 - 16:19 WIB

Kamis, 16 Februari 2017 - 16:19 WIB

426 Views ㅤ

Foto: Chamid/MINA

Jakarta, 19 Jumadil Awwal 1438/16 Februari 2017 (MINA) – Menyikapi hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 yang serantak di beberapa tempat di Indonesia, Wakil Ketua Umum lkatan Cendekiawan Muslim selndonesia (lCMl), Priyo Budi Santoso. meminta agar umat Islam, tetap mengedepankan persatuan dan tak terpecah hanya karena Pilkada.

“Tetap kedepankan asas politik yang santun, jujur dan bemartabat karena itulah akhlak umat lslam. Apapun hasilnya Pilkada, harus diterima dengan lapang dada oleh semua pihak baik paslon yang masuk putaran 2 maupun yang tersingkir termasuk juga para pendukungnya,” kata Priyo dalam acara Forum Diskusi Kebangsaan di Jakarta, Kamis (16/2).

la menekankan, dalam mendulang suara dan‘ putaran berikutnya, harus dilakukan dengan cara-cara simpatik, demokratis dan elegan.

“Yang harus dipahami dalam setiap kompetisi, akan selalu ada pihak yang kalah dan menang. Jadi jangan terlalu berlebihan menyikapi hasil Pilkada ini, terlebih dengan sikap yang bisa mengancam persatuan bangsa,” tegasnya.

Baca Juga: Kemenag: 1.562 Peserta Lulus Uji Kompetensi Calon Mahasiswa Al Azhar Mesir 2024

Priyo berharap, persaingan di dalam Pilkada serentak 2017 ini jangan sampai mengganggu kerukunan antarumat beragama dan antar etnis yang menjadi ciri khas bangsa lndonesia sebagai bangsa yang majemuk.

“Agar proses Pilkada tetap jujur, maka kita semua punya kewajiban untuk mengawal dan mengawasi jalannya Pilkada agar berjalan bersih dan bebas dari money politic dan kecurangan,” katanya.

Menurutnya, jika memang ditemukan indikasi adanya kecurangan oleh pihak manapun maka silahkan dilaporkan kepada pihak yang berwenang seperti KPU dan Bawaslu agar ditindaklanjuti. Tentu saja, laporan itu harus disertakan dengan bukti-bukti kuat yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Jangan bertindak sendiri, apalagi sampai mengeluarkan ujaran kebencian (hate speech) dan melakukan tindakan yang berpotensi memecah belah masyarakat tennasuk umat beragama di Tanah Air. Karena itu, saya meminta sekali lagi, umat Islam bisa menjadi model percontohan pelaksanaan demokrasi yang bermartabat,” kata Priyo.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

Dikatakannya, salah satu tugas lCMl sebagai cendekiawan, harus mampu membimbing rakyat dengan intelektualitas agar bisa memilih pemimpin yang benar-benar mendapat simpati rakyat dan mampu menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa.

“Dalam kehidupan berdemokrasi melalui Pilkada ini, yang jelas pemenangnya adaIah mereka yang dipilih karena paling disenangi oleh masyarakat. Karena ltu. para calon yang masuk putaran 2 harus merebut simpati masyarakat dengan menunjukkan bahwa dirinya memang pantas untuk dipilih sebagai pemimpin, tentu dengan program kampanye yang mencerahkan bukan ajang caci maki atau black campaign,” papar Priyo.

Priyo menekankan bahwa kehidupan bernegara dan berbangsa ini bukan hanya saat Pilkada, oleh karena itu persatuan bangsa jangan dipertaruhkan.

“Apalagi umat Islam sudah diperintahkan Iangsung oleh Allah agar bersatu padu dan dnarang berpecah belah. seperti tennaktub dalam AIQuran Surat Ali Imran ayat 103. Jadi tak ada alasan bagi kita untuk berpecah-belah, mari jaga kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI,” demikian Priyo Budi Santoso. (L/R06/P02)

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Khadijah
Indonesia