ICON+ Kembangkan Smart City di Aceh

Banda , MINA – Guna menunjang terwujudnya (Kota Pintar), PT Indonesia Comnets () bersedia memberikan dukungan terhadap kebutuhan jaringan Informasi Teknologi (IT) di Aceh.

Baik untuk instansi pemerintahan, swasta maupun seluruh korporasi yang ada di Aceh.  Saat ini, ICON sendiri terus mensosialisasikan teknologi percepatan untuk solusi bisnis dilingkungan pemerintah, perusahaan, dan juga lembaga pendidikan, Rabu (3/4)

Manager Kantor ICON Perwakilan Aceh, Hendri Hariadi mengatakan, solusi percepatan Smart City yang ditawarkan pihaknya adalah bagaimana memasang infrastruktur kabel fiber optik di setiap tiang listrik milik PLN guna mensupport kebutuhan IT yang diinginkan.

“Membangun kabel fiber optik, dimana tiang PLN siap mensupport kebutuhan IT itu. Jadi karena kita perusahaan anak PLN, makanya bisa memanfaatkan tiang PLN di Aceh,” kata Hendri Hariadi.

ICON tidak sendiri dalam menyukseskan perkembangan Smart City, Hendri menyampaikan, dalam proses percepatan ini, pihaknya juga menggandeng beberapa rekanan lain seperti Rosenberger sebagai penyedia data center (pusat data), Benq selaku penyedia Comand Center (ruang kontrol).

“Ketika ini sudah terpadukan, maka kita dapat memanfaatkan teknologi IT untuk perkembangan teknologi di Aceh,” tuturnya.

Menurut Hendri, Aceh saat ini masih kekurangan intrastrukturnya, hal itu karena Aceh daerah yang sangat luas, kemudian kontur daratannya juga naik turun. Sehingga sulit mengimplementasikan fiber optiknya.

Hendri menuturkan, mengenai program percepatan Smart City ini, pihaknya sudah menggaet beberapa kabupaten/kota di Aceh, diantaranya dengan Pemerintah Langsa, Aceh Utara dan Pidie Jaya. Karena itu mereka terus melalakukan sosialisasi.

“Harapannya pemerintah mengetahui bagaimana meningkatkan produktifitas melalui teknologi digital. Dan kita bisa bekerjasama dengan 23 kabupaten/kota di Aceh,” imbuh Hendri.

Sementara itu, Data Communication Sales Manager Rosenberger Indonesia, Iyan Sopiyan menjelaskan, selaku partner ICON di Aceh dalam hal percepatan Smart City, mereka menawarkan intelegensi mikro data center atau pusat data. Program ini dinilai sangat cocok untuk diterapkan oleh Pemerintah Aceh.

“Data center ini merupakan pusat data yang ada disetiap kabupaten/kota, biasanya dalam hal ini dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo),” tandasnya.

Iyan menjelaskan, nantinya semua Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten/kota (SKPK) harus menyimpan servernya di Diskominfo. Namun, instansi tersebut juga harus memiliki ruang data center yang sesuai dengan standarisasi.

Dirinya memberikan contoh kecil, ketika ada kantor yang memasang CCTV, maka dipastikan juga memiliki server, video analitik, dan itu perlu tempat khusus untuk penyimpanannya.

“Tidak bisa digeletakkan biasa saja. Nah, tempat khusus itu lah yang disebut data center,” terang Iyan.

Iyan menambahkan, untuk membanguan data center tradisional sesuai standarnya itu sangat mahal. Karena itu, mereka memberikan solusi mikro data center ini, sehingga pemerintah bisa memiliki data center efektif dan efesien sesuai standar yang sudah ditetapkan.

“Kalau mau menerapkan Smart City, sudah pasti wajib ada yang namanya data center. Saat ini belum ada di Aceh, karena itu kita coba sosialisasikan,” pungkasnya.(L/AP/B05)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor: Zaenal Muttaqin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.