Ramallah, MINA – Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, sangat prihatin dengan nasib tahanan Palestina Hisham Abu Hawwash setelah 139 hari mogok makan di penjara-penjara Israel, dan menuntut pembebasannya segera.
Abu Hawwash, ayah dari lima anak dari kota Dura di Tepi Barat, telah melakukan mogok makan tanpa henti selama lima bulan sebagai protes atas penahanannya tanpa dakwaan atau pengadilan di bawah aturan penahanan administratif kontroversial Israel.
“ICRC terus mengunjungi Tuan Hisham Ismail Ahmad Abu Hawash dan sangat prihatin dengan kesehatannya yang memburuk,” kata ICRC di Twitter, WAFA melaporkan, Ahad (2/1).
Menurut ICRC, dari sudut pandang medis, setelah 138 hari mogok makan, dia berada dalam kondisi kritis yang membutuhkan pemantauan klinis ahli.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Setiap upaya harus dilakukan untuk menemukan solusi agar menghindari konsekuensi kesehatan yang tidak dapat diubah, dan kemungkinan hilangnya nyawa secara tragis… Setiap tahanan harus diperlakukan secara manusiawi dan bermartabat,” ujarnya.
Sebelumnya, Jawad Boulos, seorang pengacara dari Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan, Abu Hawwash berada pada risiko tinggi kematian mendadak, mengutip laporan medis.
Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina juga mengatakan, Abu Hawwash telah memasuki tahap kesehatan yang sangat kritis, menuntut pembebasannya segera.
Ketentuan penahanan administratif Israel yang dikutuk secara luas ini memungkinkan militer pendudukan Israel menghukum warga Palestina hingga 6 bulan dalam penahanan Israel atas informasi rahasia, tanpa menuntut mereka atau membiarkan mereka diadili.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Perlakuan ini terkadang memaksa para tahanan Palestina melakukan mogok makan sebagai upaya terakhir untuk menuntut kebebasan. (T/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza