Jakarta, 9 Sha’ban 1437/16 Mei 2016 (MINA) – Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IDB) bersedia untuk menyediakan bantuan teknis guna menciptakan sebuah sistem yang bisa mendukung pertumbuhan keuangan syariah kepada negara-negara anggota dan non-anggota IDB.
Dalam Laporan Tahunan 2015 pada Sidang Tahunan ke-41 IDB, selama 2015 IDB telah meluncurkan 36 program bantuan di tujuh negara anggota, dan 29 negara non-anggota. Dari seluruh program tersebut, 10 diantaranya diajukan untuk bantuan darurat kepada tujuh negara anggota dan tiga negara non-anggota sebesar 6 juta dolar AS.
Presiden IDB dan Kepala Direktur Eksekutif, Ahmad Mohamed Ali, bersama Kepala Ekonom IDB, Savas Alpay, dan juga Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang P.S. Brodjonegoro hadir dalam acara tersebut.
“Indonesia telah berkontribusi besar dalam mekanisme kerjasama teknis di dalam IDB dengan mendukung negara-negara anggota melalui program Reverse Linkage,” ujar Mohamed Ali saat Konferensi Pers Sidang Tahunan ke-41 IDB di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (16/5).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Presiden IDB juga mengatakan, pemerintah Indonesia juga bekerjasama untuk meningkatkan sistem keuangan di Indonesia.
Menurut Kepala Ekonom IDB, pihaknya menyediakan pinjaman dan bantuan untuk mempercepat pembangunan sosial ekonomi kepada negara-negara anggotanya.
Selain itu, Menteri Bambang P.S. Brodjonegoro juga mendukung pernyataan tersebut dan menjelaskan bahwa Indonesia bekerjasama dengan IDB dalam pelaksanaan beberapa program di Indonesia.
The Islamic Development Bank adalah bank pembangunan multilateral. Didirikan pada Juli 1975 dan berkantor pusat di Jeddah, Arab Saudi. IDB menyediakan pembiayaan syariah dan bantuan teknis pada 56 negara anggotanya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
IDB juga membantu komunitas Muslim di negara-negara anggota dan meakukan penelitian di bidang ekonomi Islam dan perbankan.(L/P008/P010/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon