Idul Adha 2022 yang Berbeda di Sydney

Pendiri Ashabul Kahfi Islami Centre (AKIC) Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA, JP. menyampaikan sambutan pelaksanaan Shalat Idul Adha 1443H di OREON Function Centre, Campsie, New South Wales, Australia, Sabtu 9 Juli 2022.(Foto: AKIC Sydney)

Oleh: Masnawi Muhammad Nur, Jamaah Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKSS) dan Islamic Centre (AKIC) Sydney,

Ada hal yang berbeda dengan perayaan Idul Adha tahun ini yang bertepatan pada Sabtu 9 Juli 2022, warga Muslim Indonesia yang berdomisili di Sydney dan sekitarnya terkhusus bagi jamaah KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Sydney) dan AKIC (Ashabul Kahfi Islamic Centre).

Bagaimana tidak warga Indonesia yang seperti biasanya melaksanakan shalat Idul Adha tahun ini kedatangan tamu kehormatan dari , Indonesia.

Rombongan tamu yang tiba dari Indonesia turut serta bergabung dan berbaur dengan ratusan jamaah shalat Idul Adha 1443H yang diadakan oleh Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) Sydney di OREON Function Centre, Campsie, New South Wales, Australia.

Acara shalat Idul Adha sangat semarak setelah panitia mengetahui, ada jamaah yang datang dari Indonesia.

Ada sekitar 58 orang dari rombongan pertukaran budaya Indonesia dan Australia diundang dalam acara “Centuries of Friendship” dalam memperingati NAIDOC week di Australia tahun ini.

Acara shalat Idul Adha pada tahun ini, khutbah disampaikan oleh Keluarga Besar AKIC sendiri yaitu Syaikh Rian Wiramihardja, Lc, MA, yang juga merupakan putra Indonesia dan salah seorang Ustaz di Ashabul Kahfi dan lulusan Islamic University of Madina, Arab Saudi.

Pesan-pesan khutbah yang disampaikan membahas tentang pentingnya ukhuwah Islamiyah sebagaimana kita melihat momen haji yang pada Hari Arafah berkumpul bersama tanpa membedakan warna kulit, ras, Bahasa, dan warga negara. Mereka berbaur, bermunajat mengagungkan asma Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersama di hari yang suci.

Pada kesempatan ini juga khatib memberikan pesan Idul Adha dari khutbah Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam dalam khutbah wada beliau.

Khatib menggarisbawahi tentang bagaimana seharusnya kita sebagai seorang muslim bersikap dan berprilaku khususnya muslim yang hidup di negeri di mana muslim sebagai minoritas.

Khatib juga menyampaikan, identitas kita sebagai seorang muslim senantiasa harus menjadi yang paling utama sehingga kita akan menampakan Islam sebagai panutan dan rahmat bagi semua manusia.

Setelah shalat Idul Adha, para jamaah, Keluarga Besar KKSS dan AKIC saling bersilaturahmi, bersalam-salaman dan saling memaafkan antara satu dengan yang lain. Tidak lupa dengan foto bersama sebagai bukti kedekatan jamaah antara yang satu dengan yang lainnya.

Jamaah kemudian menuju ke rumah wakaf Ashabul Kahfi Islamic Centre yang bertempat di depan taman Wiley Park, New South Wales, Australia.

Sesampai di rumah wakaf kedekatan antara tamu dari Makassar semakin terasa dengan menikmati masakan lontong sayur yang menjadi menu andalan lebaran tahun ini. Sate kambing dan tentunya yang tak terlupakan menu khas Australia Barbeque atau kambing bakar.

Beberapa lama setelah jamuan sajian makanan dan minuman dari ibu-ibu dinikmati, kembali para jamaah, warga KKSS dan AKIC Sydney bergembira dengan kedatangan rombongan kedua dari Makassar yang baru tiba dari Melbourne.

Rombongan yang kedua ini, dipimpin langsung oleh WaliKota Makassar, Ir. H. Muhammad Ramdhan Pomanto. Rombongan disambut langsung oleh Founder AKIC Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA, JP dan ketua KKSS Sydney Australia, Firdaus Muis, BN.RN.

WaliKota Makassar, Ir. H. Muhammad Ramdhan Pomanto (tengah) berfoto bersama pengurus dan jamaah Ashabul Kahfi Islamic Centre (AKIC) Sydney di rumah wakaf AKIC di depan taman Wiley Park, New South Wales, Australia, Sabtu, 9 Juli 2022.(Foto: AKIC)

Rombongan kedua berkesempatan melaksanakan shalat Idul Adha di halaman belakang rumah waqaf berhubung karena pada pagi hari rombongan masih berada di pesawat dari Melbourne ke Sydney sehingga tidak memungkinkan melaksanakan sholat eid berjamaah di pesawat.

Setelah selesai shalat, dilanjutkan dengan acara penyambutan; yang dipimpin oleh MC Masnawi Muhammad Nur.

Kata-kata sambutan dimulai oleh H. Edi Iskandar sebagai sesepuh dari warga KKSS yang telah berdomisili di Australia selama hampir 50 tahun, Firdaus Muis sebagai Ketua KKSS, Nur Hakim sebagai Project Manager pembangunan AKIC, dan Teuku Chalidin Yacob sebagai Founder AKIC.

Pada kesempatan ini Teuku Chalidin yang juga merupakan penulis buku “Muslim Melayu Penemu Australia” yang diterbitkan MINA Publishing House menyampaikan fakta ilmiah interaksi antara warga Bugis Makassar dengan suku Aborigin telah terjalin hampir 150 tahun sebelum kedatangan Kapten James Cook yang dikenal sebagai “Penemu Australia”.

Kedekatan budaya antara suku Bugis Makassar dan suku Aborigin dituangkan di dalam buku beliau yang selanjutnya diserahkan kepada Wali Kota Makassar, Ir. H. Muhammad Ramzan Pomanto yang lebih dikenal dengan panggilan Bapak Denny Pomanto dan beliau juga berkesempatan menyampaikan bahwa kunjungan mereka ke Australia pada kesempatan kali ini juga adalah merupakan buah kedekatan antara suku Aborigin khususnya dan pemerintah Australia pada umumnya dengan suku Bugis Makassar.

Sehari sebelumnya beliau memberikan kuliah umum di Monash University, Melborne di hadapan para profesor dan mahasiswa S2 dan S3.

Beliau mengatakan, memberi kuliah umum tersebut sangat berkesan, namun setelah tiba di Sydney bersama warga KKSS dan AKIC dan shalat eid di lapangan rumah waqaf AKIC, silaturrahmi dan makan makanan seperti di kampung, ini adalah luar biasa.

Acara Keakraban ini ditutup dengan penyerahan bantuan dari perwakilan rombongan kepada AKIC dalam rangka pembangunan Islamic Centre pertama bagi warga Indonesia di Sydney Australia.

Penyerahan secara simbolis dana bantuan senilai 10.000 US Dolar atau sekitar 15tersebut diberikan oleh WaliKota Makassar, Ir. H. Muhammad Ramdhan Pomanto. kepada Pendiri AKIC Sydney Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA, JP..

Acara keakraban ini sangatlah erat dengan ungkapan Teuku Chalidin bahwa rombongan yang datang dari Makassar ini sebenarnya bukanlah berkunjung, tetapi: “Welcome Home atau Selamat Pulang ke kampung halaman Australia,” sebagaimana nenek moyang Muslim dari Bugis Makassar telah menginjakkan kaki di Australia dalam misi perdagangan internasional, mencari Teripang diakhir abad ke-15 dan awal abad 16, jauh sebelum Kapten James Cook mendarat di Botani Bay pada tahun 1770.

Sungguh perayaan Idul Adha yang berbeda pada tahun ini, ada keakraban, ada nilai historis yang terungkap dan ada kebanggaan menjadi “Muslim penemu Australia”. (AK/R1/RS2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.