Dhaka, MINA – Hari Raya Idul Adha dirayakan di 32 kamp pengungsi di Ukhia dan Teknaf, Cox’s Bazar, yang menampung lebih dari 1,1 juta pengungsi Rohingya.
Suasana meriah ini hadir dengan sedikit harapan untuk kembali dengan selamat ke negara asalnya, Myanmar setelah tujuh tahun di Bangladesh, di kamp-kamp yang pada dasarnya adalah penjara terbuka.
Kenangan akan tindakan keras brutal yang dilakukan angkatan bersenjata Myanmar terhadap kelompok tersebut, sebagai respons terhadap serangan pasukan Arakan terhadap 30 pos militer di Rakhine pada Agustus 2017, masih jauh dari pudar.
Asia News mengabarkan, dalam peringatan Idul Adha 1445 pada Senin (17/6/2024), pengungsi Rohingya menangis saat berdoa, sementara beberapa di antaranya menyerukan diakhirinya penyiksaan tidak manusiawi dan kembali ke tanah air mereka di Myanmar secara bermartabat.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
“Ini akan menjadi Idul Adha ketujuh yang kami rayakan di Bangladesh,” kata penjabat presiden Masyarakat Arakan Rohingya untuk Perdamaian dan Kemanusiaan, Mohammad Zobair, saat berbicara kepada Asia News.
“Saat kami di Myanmar, kami biasa menyembelih dua tiga ekor sapi berukuran besar. Namun sejak datang ke sini, kami belum mendapatkan kesempatan itu,” tambahnya.
Para pemimpin Rohingya mengatakan, banyak yang berharap bisa merayakan hari suci Islam itu di Myanmar tahun depan.
Sementara itu, tahun ini, perayaan dan doa diadakan di 1.380 masjid dan 970 lembaga pendidikan (madrasah) Noorani yang terdapat di 32 kamp Rohingya di Cox’s Bazar.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Komisaris Tambahan Bantuan Pengungsi dan Repatriasi, Shamsud Douza, melaporkan bahwa 1.800 sapi dan 400 kambing diberikan sebagai hewan kurban, lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Kami telah menerima total 2.200 hewan untuk Rohingya, yang jumlahnya jauh dari kebutuhan,” jelasnya.
“Meskipun demikian, kami mendistribusikan hewan-hewan tersebut ke tempat yang paling membutuhkan. Setelah disembelih, daging tersebut didistribusikan di bawah pengawasan pemimpin kamp, dibantu oleh pemimpin setempat,” tambah Douza.
Doa juga dipanjatkan untuk warga Palestina dan masyarakat yang terkena agresi Zionis Israel dan dampak konflik yang tengah berlangsung di Myanmar.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
“Sejujurnya, Rohingya tidak pernah merasakan kegembiraan Idul Fitri atau Idul Adha karena banyak orang, termasuk ayah dan kakek kami, yang terkubur di tanah air kami. Hari ini genap tujuh tahun, dan aku tidak bisa berziarah ke makam mereka. Apa yang lebih sulit dari ini?” kata Saiful Hossian, pengungsi Rohingya yang tinggal di Kamp 13.
“Tidak ada uang, tidak ada kesempatan untuk berkembang sebagai pengungsi. Kita tidak bisa merayakan Idul Fitri/Idul Adha di sini seperti yang kita lakukan di negara kita. Lagi pula, ini bukan negara kita, dan tidak ada kebahagiaan di dalamnya,” tambahnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA