Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IEMF 2025 Dorong Inklusi dan Inovasi dalam Bisnis Syariah Global

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - 46 detik yang lalu

46 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi.(Foto: IST)

Jakarta, MINA – Islamic Entrepreneurial Marketing Festival (IEMF) 2025 digelar di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Jumat (14/3), dengan mengusung tema Rahmatan Lil’Alamin: Islam for All 4.0.

Acara tersebut bertujuan untuk menyoroti peran inklusif dan inovatif nilai-nilai Islam dalam dunia bisnis serta menjawab tantangan global dalam industri halal dan ekonomi syariah.

IEMF 2025 juga diharapkan menjadi pendorong bagi transformasi bisnis syariah yang lebih inklusif dan inovatif, menjawab tantangan global di tengah perubahan teknologi, ekonomi, dan sosial-budaya.

Dalam pembukaan acara, Taufik, Group CEO MCorp, menekankan pentingnya kreativitas dan inovasi bagi masyarakat Muslim, khususnya Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar.

Baca Juga: Filosofi Gercep (Gerak Cepat)

“Diharapkan Indonesia dapat mewarnai Global Islamic Economy,” ujarnya.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam pidato kuncinya, ia mengungkapkan bahwa industri halal global mengalami pertumbuhan pesat dengan perputaran ekonomi mencapai Rp 36 triliun. Namun, ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam hal kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi, dan akses terhadap modal usaha.

IEMF 2025 menghadirkan tiga sesi diskusi utama. Sesi pertama membahas inklusi keuangan syariah dengan menghadirkan para pemimpin industri seperti Yuli Melati Suryaningrum (Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah) dan Achmad Kusna Permana (President Director PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia). Dalam sesi ini, para panelis menekankan pentingnya membangun kepercayaan dalam ekosistem keuangan syariah dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar.

Baca Juga: 9 Langkah Praktis Menuju Hidup Berkah

Sesi kedua berfokus pada redefinisi kecantikan dan fesyen Islami. Para pakar industri, termasuk Rikrik Riesmawan (CEO NBRS Corp), membahas tren fesyen yang berkelanjutan dan modern tanpa meninggalkan nilai-nilai syariah. Menurutnya, “Masyarakat saat ini semakin kritis terhadap aspek keberlanjutan dalam fesyen, sehingga brand perlu memiliki citra yang kuat.”

Sesi terakhir mengangkat topik industri kreatif Islami, yang mencakup digitalisasi konten, desain berbasis budaya, dan produksi seni yang menginspirasi.

Agung Saputra, produser film dan pendiri Bentuk Management, menegaskan bahwa industri film Islami harus memiliki pesan yang kuat agar memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Bukan hanya produknya, tetapi pemasarannya juga harus efektif agar pesan tersampaikan dengan luas,” tambahnya.[]

Baca Juga: 10 Kiat Menjadi Muslim Sukses Dunia Akhirat

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Cara Membangun Pikiran Positif dalam Islam untuk Hidup Lebih Tenang

Rekomendasi untuk Anda