Genewa, MINA – Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan mereka menemukan bahwa perubahan iklim buatan manusia yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca membuat gelombang panas setidaknya 150 kali lebih mungkin terjadi.
IFRC memperingatakan, temperatur yang meroket baru-baru ini berdampak parah pada jutaan orang dan membahayakan nyawa, Anadolu melaporkan, Kamis (8/7).
“Saat ini, kita menyaksikan rekor panas turun saat suhu naik, dengan konsekuensi yang mengerikan bagi jutaan orang di seluruh dunia,” kata Presiden IFRC Francesco Rocca, mencatat bahwa Palang Merah sedang bersiap.
Palang Merah mengatakan gelombang panas yang memecahkan rekor pekan lalu di beberapa bagian AS dan Kanada “hampir tidak mungkin” tanpa pengaruh perubahan iklim yang disebabkan manusia.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Analisis menemukan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca membuat gelombang panas setidaknya 150 kali lebih mungkin terjadi,” katanya.
Masyarakat di seluruh dunia sedang berjuang untuk mengatasi peningkatan suhu dan frekuensi gelombang panas bersama dengan kebakaran hutan, kekeringan, dan risiko kesehatan yang parah terkait panas, kata IFRC.
“Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak dapat memerangi dampak buruk dari krisis iklim sendiri saja,” tambah Rocca.
“Harus ada upaya global bersama untuk menangani darurat iklim, yang merupakan ancaman terbesar bagi masa depan planet ini dan orang-orangnya,” ujarnya.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Dia mengatakan masyarakat juga bekerja untuk mereka yang paling terpukul, termasuk orang tua, tunawisma, COVID-19 dan kondisi kesehatan, mereka yang tinggal di daerah terpencil dan pengungsi serta migran. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu