Jakarta, MINA – Ikatan Alumni Sudan (IAS) di Indonesia menyampaikan pernyataan sikap menyikapi perkembangan situasi di Sudan, mengingat tentara pemerintah Sudan dan Paramiliter Rapid Support Forces (RSF) saling serang.
Dalam pernyataan sikap yang disampaikan Ketua Umum IAS, Dr. Faisal Hendra, Lc,. M.A, Selasa (18/4), mencermati kondisi politik dan keamanan dalam negeri Sudan pada pekan belakangan ini menimbulkan kekuatiran yang mendalam seluruh anggota Ikatan Alumni Sudan (IAS) di Indonesia, atas apa yang dirasakan oleh para adik-adik mahasiswa yang saat ini tengah menuntut ilmu di Sudan.
Kampus yang dijaga ketat oleh meliter, para mahasiswa dilarang keluar kampus atau keluar rumah, sulitnya mereka mencari makanan pokok, desingan peluru dan suara perang yang bikin tidak nyaman dan berbagai kondisi yang tercipta, yang mereka rasakan.
Ikatan Alumni Sudan (IAS) di Indonesia dan para mahasiswa di Sudan tentu menyadari sepenuhnya, bahwa apa yang terjadi di Sudan adalah masalah internal Sudan yang tidak akan dicampuri, akan tetapi sebagai mahasiswa yang berada di tengah semua itu, tentunya sulit bagi mahasiswa untuk bisa menyesuaikan diri.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diguyur Hujan Selasa Siang Hingga Sore Ini
Sebagai bentuk kepedulian Ikatan Alumni Sudan (IAS) di Indonesia merasa terpanggil untuk dapat menyampaikan harapan dan permohonan kepada pemerintah Republik Indonesia dan pihak terkait di Sudan, yang tertuang dalam poin berikut ini:
Pertama, mengimbau kepada seluruh mahasiswa Indonesia di Sudan untuk menjaga diri masing-masing dalam bentuk mengikuti seluruh ketentuan yang berlaku di Universitas tempat mahasiswa belajar dan membangun komunikasi maksimal dengan perwakilan pemerintah Indonesia diluar negeri, dalam hal ini Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, Sudan.
Kedua, mengimbau kepada seluruh mahasiswa Indonesia untuk bisa menahan diri dan tidak melakukan hal-hal yang bukan bagian dari pekerjaan intinya dalam belajar dan tidak terlibat pada kelompok manapun yang tengah bertikai, karena apa yang terjadi di Sudan adalah urusan dalam negeri Sudan dan tidak ada kaitannya dengan aktifitas mahasiswa.
Ketiga, mengimbau kepada pemerintah Republik Indonesia untuk secepatnya memberikan bantuan kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang sedang berada di Sudan, dalam bentuk bantuan keamanan, bantuan makanan dan bantuan lain yang dibutuhkan disuasana yang sangat tidak menyenangkan ini.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Keempat, mengimbau kepada pemerintah Indonesia untuk secepatnya melakukan evakuasi bagi mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Sudan ketempat yang aman, baik didalam negeri Sudan ataupun ke negara terdekat dengan Sudan, sebagai bagian dari kewajiban negara memberikan perlindungan dan keselamatan kepada seluruh warga negaranya.
Kelima, mengimbau kepada Universitas tempat mahasiswa Indonesia belajar di Sudan untuk memberikan perlindungan maksimal kepada seluruh mahasiswa, karena mereka datang ke Sudan murni hanya untuk belajar dan menjadi kewajiban universitaslah untuk menjaga mereka dari seluruh ancaman yang ada baik fisik ataupun non fisik selama mereka berada di Sudan.
Keenam, mengimbau kepada pemerintah Republik Sudan dan Pihak yang terlibat dalam pertikaian untuk sama-sama menahan diri dan menjadikan keamanan dan kemaslahatan masyarakat menjadi perioritas utama untuk diujudkan, dan memilih cara yang paling aman untuk menghindari jatuhnya korban dari masyarakat sipil termasuk mahasiswa asing (Indonesia) di Sudan.(R/R1/P2)
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
Mi’raj News Agency (MINA)