Kairo, 4 Rajab 1436/23 April 2015 (MINA) – Kepala Biro Ikhwanul Muslim di Pengasingan, Ahmed Abdul-Rahman, mengeluarkan permintaan maaf kepada orang-orang Mesir setelah mengakui bahwa organisasinya melakukan “kesalahan”.
Saat berbicara kepada Ahmed Mansour wartawan Al-Jazeera, Abdul-Rahman mengatakan, para pemimpin Ikhwanul muslimin sudah memulai “review radikal bebas” piagam kelompok setelah “kami melakukan kesalahan dengan mengambil jalur reformasi.” Demikian Middle East Monitor (Memo) dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jumat
Dalam penampilan pertamanya di media TV, Abdul-Rahman mengatakan, 11 anggota MI di pengasingan telah terpilih untuk menjalankan organisasi, antara lain mantan Menteri Perencanaan Mesir, Amr Darrag untuk bidang politik, dan mantan ajudan Mursi, Yahya Hamid, menangani hubungan eksternal.
Sebelumnya, kelompok tersebut mengumumkan telah memulai proses reformasi, termasuk pembentukan biro-biro baru di pengasingan, yang bertugas menjalankan kegiatan anti-kudeta di Mesir, serta untuk menjalankan urusan persaudaraan antar anggota di pengasingan.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Nama Dr. Ahmed Abdul Rahman sebelumnya sudah disebut oleh Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Muhammad Montaser dalam twitternya, bahwa “Ikhwanul Muslimin Mesir di pengasingan dibentuk dan dipimpin oleh Dr Ahmed Abdul Rahman”.
Langkah ini terjadi hanya sepuluh hari setelah pernyataan resmi yang diterbitkan oleh kelompok di situsnya, di mana dia menyatakan, “upaya yang luas sedang dilakukan untuk mereformasi Ikhwanul Muslimin, baik lembaga, komite naupun perangkat organisasi, dalam rangka menyesuaikan kebutuhan organisasi saat revolusi”.
Ahmed Abdul-Rahman adalah kepala kelompok itu di Al-Fayoum dan anggota dari Dewan Syura kelompok, sebelum ia terpilih menjadi anggota senior Kebebasan dan organisasi Ikhwan Muslimin, yang dibubarkan rezim militer setelah kudeta Juli 2013 terhadap Presiden Mursi yang didukung MI.
Biro Ikhwanul Muslimin, yang terpilih pada November dan Desember 2014, telah memutuskan untuk membentuk sebuah biro admnistrasi untuk membantu biro utama pengelolaan krisis saat ini.(T/P002/P2)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata