Kairo, 13 Jumadil Akhir 1436/2 April 2015 (MINA) – Abdul Sattar, Pejabat senior Ikhwanul Muslimin (IM) Mesir mengatakan, pihaknya bersedia membuka rencana rekonsiliasi dengan pemerintah Mesir, Masr Al-Arabia melaporkan.
Ia mengatakan, IM tidak pernah menutup pintu untuk dialog dengan pihak pemerintah dan partai politik di Mesir.
Namun, dia mensyaratkan, tentara harus menarik diri dari politik dan kembali ke barak, demikian Middle East Monitor (MEMO) diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Menurutunya, keadilan tetap harus diupayakan bagi Mesir atas insiden terbunuhnya aktivis oleh pasukan keamanan sejak 25 Januari 2011 hingga hari ini, dan pembatasan kebebasan harus diakhiri, dengan orang-orang yang diberi hak mutlak untuk memilih pemimpin mereka.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pernyataan resmi IM tersebut muncul setelah sebuah laporan surat kabar Al-Masryoon menyatakan, upaya rekonsiliasi antara IM dengan pemerintah Mesir, yang dimediasi oleh Raja Saudi, Salman Bin Abdul Aziz, telah mencapai tahap yang dikembangkan.
Abdul Sattar menambahkan, Mesir seperti lainnya, sedang berupaya mencari rekonsiliasi. Ini adalah keputusan seluruh warga Mesir, yang mempunyai hak untuk memilih siapa penguasa negara tersebut.
Al-Masryoon memberitakan, bahwa satu-satunya hambatan rekonsiliasi adalah gerakan Islam pada umumnya justru khawatir terhadap reaksi negatif dari para anggotanya dari kalangan generasi muda. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza