Kairo, 10 Syawal 1434/17 Agustus 2013 (MINA) – Ikhwanul Muslimin (IM) menyiapkan aksi protes selama satu minggu ke depan di seluruh Mesir sebagai kelanjutan hari perlawanan terhadap pasukan keamanan yang menembaki pengunjuk rasa.
IM menyeru kepada pendukungnya untuk kembali turun ke jalan mengecam tindakan keras pihak keamanan Mesir terhadap para pendukung Mursi.
“Penolakan kami terhadap rezim kudeta telah menjadi kewajiban Islam, nasional dan etika, yang tidak pernah bisa kita biarkan,” kata sumber IM. IM menuduh militer Mesir merencanakan kejatuhan Mursi bulan lalu untuk mendapatkan merebut tampuk kekuasaan.
Beberapa negara sekutu Barat telah mengutuk pembunuhan warga oleh militer Mesir, termasuk Amerika Serikat, Aljazeera melaporkan,seperti yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
Kekerasan meletus lagi di Mesir hari Jumat (16/8) setelah IM dan kelompok lainnya, di bawah bendera Aliansi Anti-Kudeta, menyerukan protes menentang tindakan keras militer.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa polisi Mesir menangkap lebih dari 1.000 tersangka pendukung IM sepanjang hari Jumat, termasuk 558 orang di Kairo.
Sabtu pagi (17/8), terjadi ketegangan di Masjid Al-Fath, Kairo. Saksi dalam gedung mengatakan kepada Aljazeera bahwa polisi, tentara dan preman berusaha menyerbu gedung di mana terdapat ratusan orang di dalamnya, termasuk perempuan dan anak-anak.
Pembelaan Pemerintah
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Kabinet sementara Mesir yang disetujui militer, menyatakan pembelaannya dengan menolak untuk mundur dalam menghadapi protes. Polisi pemerintah sendiri memang secara resmi menggunakan peluru tajam dengan alasan membela diri dan negara.
Bader Abdel Atty, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, membela tindakan pasukan keamanan dalam menghadapi pengunjuk rasa yang menurutnya dipersenjatai dengan senapan mesin.
“Mereka mengibarkan bendera al-Qaeda di jantung kota Kairo. Mereka menggunakan senapan mesin,” kata Atty, dengan mengesampingkan kecaman internasional.
Uni Eropa meminta negara-negara dunia untuk mengambil tindakan yang tepat sebagai reaksi terhadap kekerasan militer Mesir. Jerman juga menyatakan bahwa negaranya sedang mempertimbangkan kembali hubungannya dengan Mesir. (T/P09/R1).
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj News Agency (MINA)