Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilmuwan Hidupkan Kembali Spesies Dire Wolf yang Telah Punah Ribuan Tahun Lalu

Rudi Hendrik Editor : Widi Kusnadi - 29 detik yang lalu

29 detik yang lalu

0 Views

Bayi spesies Dire Wolf yang telah punah 10.000 - 13.000 tahun yang lalu, berhasil dihidupkan kembali menggunakan teknologi genetika dan kloning yang canggih oleh ilmuwan perusahaan bioteknologi Amerika, Colossal Biosciences, Dallas, 24 Oktober 2024. (Gambar: Colossal Bioscienses)

Dallas, MINA – Ilmuwan telah berhasil menghidupkan kembali spesies Dire Wolf (serigala mengerikan) yang telah punah ribuan tahun lalu, dengan menggunakan teknologi genetika dan kloning yang canggih.

Dilansir dari Khaama Press, Kamis (10/4), peneliti dari perusahaan bioteknologi Amerika, Colossal Biosciences, mengumumkan keberhasilan menghidupkan kembali tiga anak Dire Wolf, spesies yang telah punah selama sekitar 10.000 tahun, dengan menggunakan teknologi genetika yang canggih.

Pada Selasa, 8 April 2025, Colossal Biosciences mengungkapkan kelahiran tiga anak Dire Wolf yang diberi nama Romulus dan Remus, dua jantan berusia enam bulan, dan Khaleesi, betina berusia dua bulan. Anak-anak serigala itu lahir dengan menggunakan penyuntingan gen dan teknik kloning.

Anak-anak serigala itu mewarisi ciri-ciri seperti bulu putih, lebat, ukuran besar, dan rahang yang kuat dari Dire Wolf. Mereka dipelihara di pusat perlindungan seluas 2.000 hektar di Amerika Utara.

Baca Juga: Presiden: Iran Tidak Akan Mundur dengan Pencapaian Nuklirnya dan Tolak Ancaman AS

Dire Wolf yang dikenal dari serial populer Game of Thrones, adalah spesies anjing yang hidup di Amerika pada zaman Pleistosen dan punah sekitar 10.000-12.500 tahun yang lalu. Serigala ini lebih besar dari serigala abu-abu masa kini. Mereka memburu hewan seperti kuda dan bison sebelum punah karena perubahan iklim dan hilangnya mangsa.

Menurut Colossal Biosciences, pencapaian itu dimungkinkan dengan mengekstraksi DNA purba dari dua fosil Dire Wolf. Salah satu fosil adalah gigi berusia 13.000 tahun yang ditemukan di Ohio, dan yang lainnya adalah tulang telinga bagian dalam berusia 72.000 tahun dari Idaho. Sampel-sampel tersebut dianalisis bekerja sama dengan museum untuk merekonstruksi genom Dire Wolf secara lengkap.

Setelah membandingkan genom Dire Wolf dengan serigala abu-abu (kerabat terdekatnya yang masih hidup dengan kemiripan genetik 99,5%), para peneliti membuat 20 perubahan genetik pada 14 gen kunci. Perubahan itu dirancang untuk menciptakan kembali ciri khas Dire Wolf, termasuk ukuran, warna, dan struktur tengkoraknya. Genom yang diedit kemudian dimasukkan ke dalam sel serigala abu-abu menggunakan teknologi CRISPR. Sel yang dimodifikasi dipindahkan ke dalam telur anjing peliharaan, dan setelah delapan kali percobaan, lahirlah tiga anak anjing yang sehat: Romulus dan Remus pada Oktober 2024, serta Khaleesi pada Januari 2025.

Meskipun Colossal Biosciences menyebut proyek ini sebagai “penghidupan kembali spesies yang punah pertama yang berhasil,” beberapa peneliti mempertanyakan keberhasilan proyek tersebut.

Baca Juga: Kunjungan Mendag Saint-Martin Jadi Momentum Perkuat Kemitraan Strategis Prancis-Indonesia

Vincent Lynch, seorang ahli biologi dari University of Buffalo, mengatakan kepada NPR, “Ini bukan Dire Wolf, tetapi serigala abu-abu hasil kloning dengan perubahan yang membuatnya menyerupai Dire Wolf.”

Martin Larmuso, seorang profesor genetika di KU Leuven University di Belgia, menekankan bahwa Dire Wolf adalah spesies yang berbeda dengan perbedaan genetik yang lebih dalam dari serigala abu-abu, dan mengedit beberapa gen tidak dapat sepenuhnya menghidupkan kembali spesies yang punah.

Sementara itu, kebangkitan kembali anak-anak serigala merupakan pencapaian yang luar biasa dalam bioteknologi, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana spesies dapat benar-benar dihidupkan kembali. Meskipun ada kemajuan dalam penyuntingan gen dan kloning, perdebatan terus berlanjut mengenai apakah ini dapat dianggap sebagai kebangkitan sejati spesies yang telah punah atau hanya versi yang diubah secara genetik dari kerabat terdekatnya. Penelitian lebih lanjut dan kemajuan dalam teknologi genetik dapat memberikan lebih banyak wawasan tentang potensi pemulihan dari kepunahan. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Gunakan Microsoft dan Raksasa Teknologi Dunia untuk Dukung Genosida di Gaza

Rekomendasi untuk Anda