Jakarta, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur bertemu dengan Duta Besar Pakistan, Muhammad Hassan di Jakarta, Senin (22/3), membahas tentang penyelesaian krisis Kashmir.
Dubes Muhammad Hassan menyampaikan terima kasih dan kegembiraannya kepada Imaam Yaksyallah atas perhatiannya kepada masalah Kashmir. “Pakistan akan sangat terbuka kepada siapa pun, apalagi Indonesia yang peduli dengan masalah Kashmir, karena itu merupakan maslalah kemanusiaan,” kata Dubes kepada Yakhsyallah.
Imaam Yaksyallah pernah diundang ke Pakistan pada 2019 lalu bersama dengan delegasi dari Asia Tenggara yang terdiri atas para anggota parlemen dan ulama. Mereka mendapatkan keterangan secara mendalam tentang masalah Kashmir yang sebenarnya.
Sebagai hasil dari kunjungannya ke Pakistan itu, Imaam Yakhsyallah menulis buku berjudul “Kashmir yang Membara dan Solusinya” yang terbit pada 2020 silam.
Dalam buku tersebut, Imaam Yakhsyallah menawarkan solusi krisis Kashmir yang bukan dengan pendekatan politis, tetapi dengan pendekatan sosial, pendidikan dan agama.
“Kami meyakini bahwa masalah Kashmir ini bisa selesai dengan mengedepankan rasa kemanusiaan. Apabila semua pihak bisa saling menghargai, mendahulukan hak orang lain dan konsisten menjalankan agama masing-masing, pasti akan damai,” jelas Yakhsyallah.
“Bahwasannya umat Islam ini diikat oleh rasa persaudaraan. Apabila ada umat Islam yang saling mencintai karena Allah, maka mereka itulah yang akan mendapat pertolongan di hari kiamat kelak,” jelasnya lagi.
Indonesia dikenal sebagai negara yang konsisten dalam pembelaan perjuangan terhadap rakyat Palestina. Indonesia juga bersuara keras ketika terjadi kezaliman di Rohingya, Uighur dan beberapa wilayah lainnya yang mengalami krisis kemanusiaan.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Baik pemerintah maupun rakyatnya, Indonesia dikenal sebagai negara yang konsisten melawan penjajahan, membela kaum yang tertindas dan konsisten mengirim bantuan untuk wilayah-wilayah yang mengalami krisis kemanusiaan seperti di Suriah, Yaman, Sudan dan wilayah lainnya. (L/P2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah