Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imaam Yakhsyallah: Jurnalis dalam Islam adalah Pekerjaan Mulia

Rudi Hendrik - Sabtu, 1 April 2017 - 12:02 WIB

Sabtu, 1 April 2017 - 12:02 WIB

368 Views

Jakarta, 3 Rajab 1438/1 April 2017 (MINA) –  Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengatakan, menjadi seorang jurnalis dalam Islam adalah pekerjaan yang mulia karena Allah menyebutkan dalam surat Al-Qalam ayat pertama yang berbunyi “nun wal qalami wa maa yasturun”.

Menurut pemimpin wadah persatuan umat Islam yang mengikuti sunah kekhilafahan, Jamaah Muslimin (Hizbullah), dalam ayat pertama itu Allah menyebut tiga sumpah untuk masing-masing kata.

“Nun (tinta), demi kalam, dan apa yang mereka tulis, menunjukan betapa dahsyatnya menjadi seorang penulis dalam hal ini jurnalis,” ujar Imaam Yakhsyallah saat memberikan nasihat di depan wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) di Jakarta, Sabtu (1/4).

Melihat dari itu, ia menyerukan pada jurnalis Muslim untuk menyampaikan kebenaran Islam dalam tulisan-tulisannya.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

“Ajaran dan teladan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalalm masih dikerjakan umat Islam hingga hari ini. Padahal awalnya, Rasulullah terlahir di lingkungan tidak bisa baca tulis, di lingkungan yang tidak ramah, masa kecilnya pun sebagai penggembala. Namun Rasul mampu membuat perubahan yang tidak mungkin menjadi mungkin,” tegasnya.

Yakhsyallah melanjutkan, oleh karenanya menjadi jurnalis Muslim adalah tugas yang mulia dan berat, menghadapi perubahan “yang tidak mungkin menjadi mungkin”, yang sudah diambil alih media barat, karena mereka bersungguh-sungguh bekerja untuk itu.

“Padahal kita yang punya Allah, harusnya kita jauh lebih dari itu,” tambahnya.

Menjadi orang yang mengabdikan hidupnya sebagai pembawa pesan haruslah ditanamkan secara aqidah dalam diri jurnalis Muslim.  Karena amanah yang besar tersebut, jurnalis dituntut tidak sembarang menyampaikan pesan yang belum bisa dipastikan kebenarannya (hoax) atau yang sekarang menjadi kekhawatiran di tanah air. (L/RE1/RS2)

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Khutbah Jumat
Indonesia