Imaam Yakhsyallah: Keutamaan Lailatul Qodar Tidak Ada Taranya

Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Imaamul Muslimin KH Yakhsyallah Mansur,MA mengatakan,  lailatul qodar termasuk nikmat yang paling utama dari nikmat-nikmat lainya yang Allah berikan kepada ummat Nabi Muhammad, serta keutamaan dan anugerahnya yang menyamainya.

“Laitul qodar hanya dikhususkan bagi umat Nabi Muhammad Shallahu Alahi Wassalam dan tidak diberikan kepada umat lain sebelum Nabi Muhammad. Mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Isa,” kata Imaam Yakhsyallah dalam tausyah Subuh, Selasa (19/), di Masjid At-Takwa Kompleks Pesantren Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jabar.

“Dengan kita bersyukur atas nikmatnya yang paling besar dengan adanya lailatul qodar itu, nwalaupun itu belum cukup untuk menandinginya atau menyamaikan malam tersebut,” tambahnya.

Ia menjelaskan, juga adalah malam yang sangat mulia dan tidak ada yang bisa menandinginya, serta Allah melipatgandakan amalan yang dikerjakan pada malam tersebut.

“Tidak ada malam yang lebih utama dari laitul qodar,” ujarrnya.

Selanjutnya, lailatul qodar juga banyak memilik hikmah. “Mengapa kita harus menghidupkan lailatul qodar? Mengingat nikmat Allah berupa Al-Quran kepada kita yang di dalamnya sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia.

Adapun mengapa dinamakan lailul qodar, Imaam Yakhsyallah menyebutkan ada empat poin.

Pertama. besarnya kemuliaan, keutamaan dan kedudukannya pada malam itu. Makanya disebut lailatul qodar.

Kedua, karena orang yang melakukan ibadah pada malam itu, menurut Allah, dia akan menjadi orang yang mulai dan orang yang agung.

Ketiga, karena Allah menurunkan kitab yang agung kepada Rasul yang memiliki kekeagungan, dan Allah mengkhususkan kepada umat yang yang agung yaitu umat Nabi Muhammad.

Selanjutnya, yang keempat. Allah menentukan pada malam itu apa yang dikehendaki semuanya dari ketentuannya, sampai tahun yang akan datang. Sebagaimana dalam firman-Nya pada malam itu ditentukan semunya dengan bijaksana.

Adapun keutamaan atau keistimewaan lailatul qodar ada delapan poin, yang pertama. Telah diturunkan oleh Allah Al-Quran. Kemudian yang kedua, Allah menjadikan amalan lebih baik dari pada 1.000 bulan.

Ketiga. Turun pada malam itu, Malaikat Jibril dan para malaikat ke bumi untuk mengaminkan semua doa manusia sampai terbitnya fajar.

“Sangat sayang kalau ada orang pada malam lailatul qadar tidak menggunakan untuk berdoa,” ujarnya.

Kemudian yang keempat. Malam yang penuh dengan keamanan dan kedamaian, di mana Allah menentukan pada malam itu kedamaian.

Kelima. Siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka dia akan terhalang untuk mendapatkan kebaikan selanjutnya.

“Jadi, kalau pada malam itu sulit mendapatkan kebaikan, maka pada malam lain akan sulit mendapatkannya,” imbuhnya.

Keenam. Berdiri pada malam itu melakukan salat semata-mata karena Allah. Maka akan diampuni dosa-dosa dan mencakup dosa kecil maupun dosa besar, dan anugrah Allah lebih luas dari yang dikehendaki.

Kemudian ketujuh. Allah menurunkan tentang keutamaanya surah laitul qodar yang dibaca terus sampai hari kiamat.

Yang terakhir kelapan. Pada malam itu ditentukan perjalanan manusia ke depan selama satu tahun dan dicatat kapan ajal tiba per individu.

“Allah memerintahkan kepada kita untuk beriman kepada takdir dan Allah perintahkan kepada kita untuk beramal yang kita tahu. termasuk lailatul qadar. Kita tidak perlu menanyakan tetang takdir kapan akan tiba. Semunya hanya urusan Allah semata, tugas manusia hanya berusaha,” ucapnya. (L/ R8/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.