Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Pembina Utama Jaringan Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Imaam Yakhsyallah Mansur mengatakan, ada lima pelajaran yang dapat diambil dalam surah Al-‘Ashr yang Allah Subhanahu Wata’ala turunkan, yakni agar tidak menjadi orang yang rugi.
Hal itu dijelaskan Imaam saat menyampaikan nasihat dalam Apel Tahunan Khuthbatul Iftitah (Pembukaan Tahun Ajaran Baru) 1446-1447 H/2024-2025 M Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan di Lapangan Gaza, Rabu (10/7).
Imaam Yakhsyallah menjelaskan, orang yang rugi itu orang yang modalnya lebih besar dari pada hasilnya, sementara orang yang rugi, antara hasil dan modalnya sama, minimalnya rugi waktu, tenaga dan seterusnya. Kemudian orang yang beruntung ini tidak banyak, yaitu orang yang pendapatannya lebih besar dari pada modalnya.
Imaam Yakhsyallah menuturkan, pelajaran pertama yang dapat diambil dari Surah Al-‘Ashr adalah disiplin (Wal ‘Ashr), yaitu orang yang disiplin akan untung.
Baca Juga: BNPB: Banjir Bandang Melanda Tapanuli Sumut, Dua Orang Meninggal
“Kalian dididik di pesantren ini untuk disiplin, mengikuti berbagai kegiatan yang ada merupakan pelajaran kedisiplinan diri,” ujarnya di hadapan ratusan santri Al-Fatah.
Pelajaran kedua, yaitu beriman kepada Allah SWT. Percaya kepada Allah ketika mengikuti program-program yang ada di pesantren itu semata-mata karena Allah.
“Orang beriman mesti akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Contoh, masuk kelas sekali, kalau berima maka dinilai 10 kali pahala kebaikan,” jelasnya.
Ketiga, bekerja yang baik. Yaitu sesuai dengan ketentuannya. Amal kalau sesuai pasti baik, kalau sekolah masuk jam 7 pagi, berarti itu amal yang sholeh, sholat di masjid, bertemu dengan asatidz bersalaman, mengucapkan salah, berarti itu amal yang shaleh.
Baca Juga: Rekor Baru MURI: 44.175 ASN Jabar Pakai Sarung Tenun, Bukti Cinta Budaya Lokal
Pelajaran yang keempat Allah nyatakan dua hal, yaitu haq dan sabar. Jika ingin sukses, ingin beruntung, maka harus haq jalan yang dilaluinya sesuai dengan ketentuan Allah.
“Kalau nyontek berarti itu adalah bathil. Tetapi untuk haq tidak mudah ternyata, dia perlu kesabaran, seperti pesantren ini, untuk mepertahankan kebenaran, kita sudah berumur 30 tahun, dan untuk berjalan di atas rel yang ditentukan tidak mudah, maka perlu kesabaran,” lanjutnya.
Pelajaran yang kelima adalah bekerjasama. “Itulah yang dinamakan dengan berjamaah,” kata Imaam Yakhsyallah mengakhiri nasehatnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant