Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imaam Yakhsyallah Mansur: Jangan Pernah Berhenti Menuntut Ilmu

Habib Hizbullah Editor : Ali Farkhan Tsani - 40 detik yang lalu

40 detik yang lalu

1 Views

Imaam Yakhsyallah Mansur saat menyampaikan tausiyah di hadapan para Syubban dan Fatayat di Aula Taqwa, Komplek Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Selasa (22/10). (Photo:Iwan/MINA)

Lampung Selatan, MINA – Imaam Yakhsyallah Mansur menegaskan agar umat jangan pernah berhenti dalam menuntut ilmu.

Imaam Yakhsyallah menyebutkan, terdapat hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengakui dirinya sebagai kotanya ilmu dan pintunya ilmu, tetapi Allah masih memerintahkan Nabi untuk menambah ilmu.

Hal itu dijelaskannya saat menyampaikan tausiyah di hadapan para pemuda pemudi (Syubban Fatayat) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Komplek Pondok Pesantren Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Selasa malam (22/10).

“Rasul mengatakan demikian bukan sombong, tetapi karena realitanya, bahkan ada juga non-Muslim yang mengakui itu. Walaupun Rasul manusia yang paling cerdas, alim, paling berilmu, beliau masih disuruh oleh Allah minta tambah ilmu, apalagi kita. Kalau diumpamakan, ilmu beliau di langit, ilmu kita di dasar sumur,” ujarnya.

Baca Juga: Lima Kader Muhammadiyah Perkuat Kabinet Merah Putih

Perintah Allah kepada Rasulullah tercantum dalam Surah Taha ayat 114, terutama pada sepertiga ayat terakhirnya terdapat kata “Ilman” yaitu ilmu yang merupakan isim nakiroh, yaitu umum.

“Isim Nakiroh ini berarti Rasulullah diminta oleh Allah minta tambah ilmu secara umum, bukan hanya ilmu fiqih ataupun yang lainnya. Ini yang kurang diperhatikan, pintar di bidang ilmu tertentu, tetapi tidak pintar di bidang ilmu lain. Kalau ingin dapatkan kemuliaan ilmu, maka jangan beda-bedakan ilmu,” jelasnya.

Sebagai penerapan dari ilmu, lanjut Imaam Yakhsyallah, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam membaca doa, yang selalu dibaca sebelum melaksanakan pembelajaran di sekolah maupun di perkuliahan.

“Terdapat dua kata yang selalu diulang-ulang dalam doa ini, yaitu Ilman (Ilmu) dan Yanfauni (manfaat), keduanya sangat saling berkaitan. Terdapat tiga ciri ilmu yang bermanfaat, yaitu lebih dapat mendekatkan pemiliknya kepada Allah, ilmu diamalkan baik scara pribadi maupun orang lain, dan ketiga, ilmu dapat membantu memecahkan persoalan manusia, bukan malah membuat persoalan,” paparnya.

Baca Juga: Di Manakah Jenazah Yahya Al-Sinwar?

Derajat manusia juga ditentukan dengan ilmu. Kemajuan peradaban bukan dengan banyaknya manusia, atau kekayaan sumber daya alam, tetapi dengan ilmu. Buktinya Singapura, rakyatnya kalah banyak dengan Indonesia, tetapi mereka mampu menjadi negara maju padahal sumber daya alamnya hampir tidak ada, lanjutnya.

“Kenapa demikian? Karena ilmu, padahal singapura hanya memiliki kurang lebih 5 juta penduduk, jika dibandingkan dengan Jakarta saja Singapura kalah, tetapi perguruan tinggi terbaik di Asia salah satunya ada di Singapura,” ungkapnya.

“Itulah sebabnya, wahyu yang turun pertama adalah soal ilmu, yaitu Iqro, bacalah dan menulis lah, maka jangan berhenti menuntut ilmu. Jangan berharap kita akan maju kalau kita tidak punya ilmu, karena untuk memecahkan permasalahan di tengah masyarakat tidak cukup hanya dengan ilmu dari bangku sekolah menengah atas, maka perlu kuliah, perlu pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” imbuhnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pembunuhan Sinwar “Secara Tidak Sengaja”

Rekomendasi untuk Anda