Jakarta, MINA – Imaam Yakhsyallah Mansur, menegaskan seluruh umat manusia memiliki tanggung jawab yang besar menolong dan membebaskan orang-orang tertindas, terutama yang berada di Palestina, yang sedang mengalami kekejaman dan kejahatan kemanusiaan Zionis Israel.
Imaam Yakhsyallah Mansur, selaku Pembina Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) mengatakan hal itu pada Sambutan Pembukaan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, kerjasama AWG dengan Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, di Ruang Pansus B, Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Rabu (2/11).
Firman Allah menyebutkan, di dalam Surat Al-Hajj ayat 40, yang menjelaskan bahwa orang-orang yang diizinkan untuk berperang adalah orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka dan diambil harta mereka tanpa alasan yang benar, karena mereka tidak berbuat kesalahan apapun, ujarnya.
Menurutnya, krisis Palestina bukan semata-mata urusan agama. Tetapi, itu adalah konflik antara bangsa yang terjajah dengan para penjajah, permusuhan antara bangsa yang ditindas dengan para penindas, peperangan antara negara yang ingin merdeka dan mendapatkan kembali haknya dengan pihak yang ingin melanggengkan nafsu penjajahan, kolonialismenya.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
“Apa yang dilakukan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina adalah agresi, penjajahan, penindasan, dan pelanggaran HAM. Selain melanggar hukum internasional, tindakan-tindakan tercela itu tentu bertentangan dengan ajaran agama apa pun di dunia,” tegasnya.
Penderitaan rakyat Palestina selayaknya menyatukan manusia di dunia ini yang memiliki hati nurani, dari manapun mereka berasal, untuk mengutuk kebiadaban Zionis Israel. Di sisi lain, mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk terbebas dari penjajahan dan mendapatkan kembali hak-hak mereka ialah keharusan, karena membela mereka berarti membela kemanusiaan, imbuhnya.
Secara kebangsaan, lanjutnya, menolong bangsa terjajah merupakan Amanat Konstitusi, sebagaimana disebutkan di dalam Pembukaan UUD 1945, yang secara eksplisit jelas menyebutkan, ”Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
“Siapa pun pemimpin negara kita tercinta Republik Indonesia, selalu berdiri terdepan dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Dari zaman founding fathers negeri ini, Bung karno hingga Presiden Joko Widodo saat ini, dan nanti Presiden selanjutnya,” ujarnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
“Apalagi dalam catatan sejarah, kita bangsa Indonesia mempunyai hutang terhadap bangsa Palestina, yang tentunya harus dibayar dengan tunai. Hutang besar itu adalah adanya pengakuan pertama negara di dunia terhadap Kemerdekaan Indonesia, yaitu Palestina,” imbuhnya.
Tolak Pembagian Al-Aqsa
Imaam Yakhsyallah Mansur mencermati, bagaimana kondisi Masjidil Aqsa, tempat yang Allah Ta’ala muliakan, sebagaimana Dia menyebutkan kondisinya juga sangat memprihatinkan, dalam kendali pendudukan Zionis Israel, mengalami yahudisasi setiap saat, dan dalam rancangan pembagian waktu dan tempat.
Otoritas Zionis Israel sedang merancang Masjdil Aqsa akan dibagi dua, 70% untuk Yahudi, dan hanya 30% untuk umat Islam, lanjutnya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
“Hal ini pun tidak bisa dibiarkan begitu saja, tanpa adanya perlawanan dan pembelaan,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur, mengutip firman Allah, Surat Al-Baqarah ayat 114.
Acara dibuka oleh Dr. Fadli Zon, Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, sambutan Duta Besar Palestina Dr Zuhair Al Shun, serta dihadiri beberapa duta besar negara sahabat, dan sekitar 100 peserta dari unsur anggota Dewan, Pimpinan MUI, Ormas Islam, Lembaga Kemanusiaan, mahasiswa dan media massa.
Tampil penyair terkemuka Taufik Ismail membacakan puisinya “Palestina Bagaimana Aku Bisa Melupakanmu” . (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah