Cileungsi, MINA – Imaam Yakhsyallah Mansur mengatakan, pemakaian syal Palestina bukanlah sekedar simbol solidaritas terhadap perjuangan bangsa Palestina.
“Ini bagian dari tugas yang harus kita lakukan, di samping pengibaran bendera dan doa yang terus-menerus kita panjatkan,” ujar Imaam Yakhsyallah, pada apel bersama Syawal 1443 H seluruh staf di Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jabar, Ahad (8/5).
“Apalagi menjelang tanggal 14 Mei, ketika orang-orang Zionis berencana menyerbu kawasan Masjidil Aqsa dan ke berbagai wilayah Palestina, sebagai bagian dari perayaan berdirinya negara ilegal Zionis tahun 1948 silam,” ujarnya.
“Umat Islam harus mewaspadai kemungkinan ini semua, dan kita harus menunjukkan reaksi kita untuk menghentikan tindakan tersebut,” lanjutnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Ia menambahkan, pada Ramadhan kemarin, melalui koordinator Aqsa Working Group (AWG), kaum Muslimin di Indonesia mengadakan aksi demonstarsi di depan Kedubes AS, menentang aksi penyerangan pendudukan terhadap Masjidil Aqsa.
“Apa yang telah kita lakukan, kemudian diikuti oleh lembaga-lembaga kepalestiaan lainnya di berbaga negara,” lanjutnya.
Imaam Yakhsyallah menyerukan untuk terus meningkatkan iman dan amal shalih pada bulan Syawal ini dan seterusnya. Termasuk dalam upaya pembebasan Al-Aqsa dan terwujudnya kemerdekaan Palestina.
Apel bersama Syawal 1443 diikuti ketua, staf dan asatidz dari berbagai lembaga, meliputi Maktab Aam, Markaz I Cileungsi, Tarbiyah Al-Fatah jenjang PAUD hingga Perguruan Tinggi, Aqsa Working Group (AWG), Maemunah Center (Mae_C), Ukhuwah Al-Fatah Resque (UAR), dan Kantor Berita MINA. (L/RS2/P1)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)