Jakarta, MINA – Imaam Yakhsyallah Mansur mengatakan, menjadi tugas kemanusiaan untuk peduli terhadap nasib umat Islam di Kashmir yang sedang tertindas.
“Kita di sini karena kemanusiaan, karena memang Rasulullah menyuruh kita untuk memikirkan manusia,” ujarnya pada Diskusi Kemanusiaan “Masa Depan Kashmir dan Solusinya” di Aula Munif Chatib Sekolah Insan Mandiri Cibubur, Selasa (7/2/2023).
Imaam Yakhsyallah menegaskan, menjadi sikap Muslim adalah punya keinginan untuk berbuat baik kepada manusia, apalagi terhadap mereka yang sedang menderita di Kashmir.
“Kita tidak memandang Muslim atau non-Muslim. Mereka harus kita sayangi,” ujar Penulis Buku Khasmir Membara dan Solusinya tersebut.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan Ringan hingga Sedang
Islam datang dengan personfikasi Rasulullah untuk membawa rahmat bagi semesta alam. “Bukan hanya untuk umat Islam saja,” lanjutnya.
Rahmatan lil alamin adalah keinginan untuk berbuat baik kepada orang lain, semesta alam, lanjutnya.
Secara kebangsaan, imbuhnya, ini merupakan amanat Konstistusi Pembukaan UUD 1945, yakni mewujudkan kemedekaan sebagai hak segala bangsa.
“Tidak ada Pembukaan UUD di dunia ini yang lebih baik dari Pembukaan Indonesia. Atas berkat Rahmat Allah, ini menunjukkan ketinggian akidah dari founding fathers Indonesia,” ujarnya.
Baca Juga: Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina
Imaam Yakhsyallah juga menekankan pentingya sebagai orang beriman memberikan manfaat kepada sebanyak mungkin orang. Orang beriman juga adalah orang yang bisa menyambung dengan orang lain, dan bisa disambung oleh orang lain.
“Untuk itu, di sini kita berbicara untuk memberikan solusi memperbaiki kondisi Kashmir. Semoga apa yang kita lakukan bisa diterima dan bermanfaat untuk Kashmir,” lanjutnya.
Selanjutnya, pembicaraan kondisi Kashmir perlu melibatkan berbagai pihak terkait, terutama Pakistan dan India.
Dia juga berharap pemerintah Indonesia dapat lebih berperan dalam penyelesaian masalah Kashmir. Karena Indonesia cukup berpengalaman mendamaikan berbagai konflik dalam dan luar negeri.
Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ
Dia menyebutkan peran Indonesia dalam penyelesaian damai Filpina selatan, Afghanistan dan mengandalkan pemerintah, Imaam Yakhsyallah Mansur juga menekankan pentingnya perjuangan melalui civil society.
“Insya-Allah banyak perjuangan berhasil melalui perjuangan civil society. Dengan catatan perjuangan itu bersatu, berjamaah. Insya-Allah bisa menyelesaikan masalah,” katanya.
“Kita sebagai umat Islam bukan hanya bertanggung jawab terhadap umat Muslim Indonesia, tapi juga terhadap nasib Muslim di tempat lain, negara lain,” ujarnya.
Tampil sebagai pembicara Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, diwakili Counsellor Mr. Sibtain Afzaal, Ketua Forum Solidaritas Kashmir Indonesia (Dr Zahir Khan), dan Presiden OIC Youth Indonesia (Astrid Nadya Riqita).
Baca Juga: Menag RI Buka BAZNAS International Forum untuk Palestina
Diskusi Kemanusiaan ini diselenggarakan oleh Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency), bekerjasama dengan Radio Silaturahim (Rasil) 720 AM, Lembaga Kegawatdaruratan MER-C (Medical Emergency Resque Committee), dan Jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah se-Indonesia. (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina