Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imaam Yakhsyallah: Pemuda Harus Punya Rasa Ingin Tahu yang Besar

Nur Hadis - Ahad, 18 Oktober 2020 - 05:48 WIB

Ahad, 18 Oktober 2020 - 05:48 WIB

4 Views

Imam-Yakhsya
Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur. (Foto : Hadis/MINA)

Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – “Pemuda hendaknya punya rasa keingintahuan yang besar.” Demikian Imaam Yakhsyallah Mansur pada engarahan dan tausiyah khusus kepada Syubban dan fatayat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung di Aula At-Taqwa, Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Sabtu, (17/10) malam.

Menurut imaam, dalam QS. Yusuf:36, Allah menceritakan bagaimana dua orang pemuda yang berada di penjara bersama Nabi Yusuf mempunyai rasa keingintahuan yang besar.

“Dan bersama dengan dia (Yusuf) masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang diantara keduanya: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur”. Dan yang lainnya berkata: “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung”. Berikanlah kepada kami ta’birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena’birkan mimpi),” katanya menerjemahkan QS. Yusuf: 36.

Pada ayat di atas, dua pemuda yang bersama dengan Nabi Yusuf di dalam penjara mempunyai karakter pemuda yang rasa keingintahuannya besar.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

“Makanya pemuda kalau ingin mengikuti Al-Qur’an hendaknya punya rasa keingintahuan yang besar. Jadi kalian saya harapkan punya rasa keingintahuan yang besar, jangan cuek bebek,” katanya.

Lanjut Yakhsyallah, pemuda harus terus mengasah fikiran untuk mengungkap hal yang dia tidak tahu. “Sebaiknya pemuda mempunyai sikap penasaran tapi penasaran yang positif,” katanya.

Yakhsyallah juga berharap pemuda tidak mudah merasa puas, dan terus belajar aktif mencari tahu.

“Belajarlah, kalau ingin menyelamatkan Jama’ah ini. Ada beberapa pemuda kita yang sudah selesaikan S3. Jangan sampai tamat Aliyah saja kalau ingin melihat masa depan Jama’ah ini. Di Jepang ibu rata-rata sarjana, meski pekerja perempuan sedikit. Karena mereka pentingkan mendidik anaknya,” katanya.(L/nra/bma/B03/P1)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Mi’raj News Agency (MINA).

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Indonesia