Jakarta, MINA – Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menilai aksi Bebaskan Kota Al-Quds atau Baitul Maqdis yang dikenal juga Yerusalem di Palestina harus masif dan terus digaungkan.
Pasalnya, pembelaan kita terhadap Baitul Maqdis di mana Masjid Al-Aqsha berada, dan perlawanan kita terhadap musuh-musuh Alloh yang merupakan sebuah diskursus keimanan akan semakin bertambah jelas, jika kita menyadari kedudukan Al-Aqsha yang sangat mulia di mata umat Islam.
Imaam Yakhsyallah menegaskan, Kota Baitul Maqdis adalah milik umat Islam dan harus direbut kembali.
Dia menilai, Kota Baitul Maqdis akan kembali manakala umat Islam konsekuwen dengan Al-Qur’an dan As-Sunah.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
“Pembebasan Al-Quds harus terus dilakukan walau harus melalui waktu panjang dan pengorbanan yang besar. Allah Akbar, Al-Aqsha Haqquna (Al-Aqsha Milik Ummat Islam),” tegas Imaam Yakhsyallah kepada MINA.
Untuk itu, dia menyerukan seluruh kaum muslimin untuk ikut hadir dalam Aksi Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis yang saat ini sedang berlangsung di Monas Jakarta, dengan senantiasa menjaga persaudaraan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan.
“Kami serukan kaum Muslimin untuk melaksanakan kegiatan (Aksi Bela Baitul Maqdis) dengan niat ikhlas karena Allah. Membela Baitul Maqdis adalah kewajiban agama, konstitusi dan kemanusiaan,” ujarnya.
Menurut Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) itu, pemindahan kedutaan besar negara manapun ke Yerusalem adalah pelanggaran hukum internasional bukan hanya melanggar hak rakyat Palestina.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebagai wadah pemersatu umat Islam dunia ikut berkontribusi menyukseskan Aksi Solidaritas untuk Palestina bertajuk “Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis” atau Aksi 115 ini dengan mengerahkan massa dari berbagai daerah seperti dari Jabodetabek, Jawa Barat, dan Lampung.
Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui secara resmi Baitul Maqdis atau Yerusalem sebagai ibukota Israel, jelas sangat membahayakan bagi Masjid Al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam.
Keputusan ini jelas merupakan bentuk pengingkaran kedaulatan Palestina dan melanggar berbagai resolusi PBB. Bahkan, dalam sidang darurat Majelis Umum PBB terakhir, sebanyak 128 negara mendukung resolusi yang menolak keputusan Presiden Trump.
Dengan tidak mengindahkan penolakan dunia, AS menegaskan tetap akan memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem atau Baitul Maqdis pada tanggal 14 Mei 2018 yang akan datang, bertepatan dengan 70 tahun dimulainya penjajahan dan pendudukan Israel atas Palestina.
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Selain Amerika Serikat, negara Guatemala dan Paraguay juga mengikuti langkah AS tersebut.
Aksi Solidaritas untuk Palestina bertajuk “Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis” atau Aksi 115 yang digelar Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis dari sejumlah organisasi massa (Ormas) dipusatkan di Monas Jakarta hingga shalat jumat berjamaah.
Direncanakan hadir dalam aksi itu, antara lain Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin, anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Ustadz Bachtiar Nasir, KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, Ustaz Felix Siauw, dan Ustaz Abdul Somad.(L/R01/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Angkatan Kedua, Sebanyak 30 WNI dari Suriah Kembali ke Tanah Air