Hari Raya Idul Adha 1441 H akan segera tiba. Pada Hari Raya Idul Adha juga akan dilakukan penyembelihan hewan kurban.
Menyembelih hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha (setiap tanggal 10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah) adalah sesuatu yang disyariatkan berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
Para panitia penyembelihan hewan qurban atau orang yang berkurban wajib mengetahui tata cara dan adab menyembelih hewan qurban sesuai dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam. Pada kesempatan ini, Imaamul Muslimin KH. Yakhsyallah Mansur menjelaskan tata cara menyembelih hewan qurban sesuai dengan Sunnah.
Pertama, hendaknya yang menyembelih sunahnya shohibul Qurban (jika mampu).
Baca Juga: Khutbah Idul Fitri Puitis: Melanjutkan Ibadah, Melestarikan Sunnah
Kedua, pisau harus tajam.
Ketiga, tidak menajamkan/mengasah pisau di depan hewan qurban. “Rasul menyuruh menajamkan pisau dan hendaknya tersembunyi dari binatang,” kata Imaam.
Keempat, yang memotong kurban menghadap kiblat. “Kepala hewan di selatan kakinya akan ke arah barat atau kiblat, yang motong menghadap kiblat,” jelasnya.
Kelima, hewan kurban dirubuhkan ke bagian lambung sebelah kiri.
Baca Juga: Makna Sejati Idul Fitri: Kembali ke Fitrah dengan Hati yang Suci
Keenam, menginjakan kaki ke leher hewan ketika akan menyembelih.
Ketujuh, membaca basmalah dan takbir
Dalam Hadist Bukhari Muslim: bismillahi wallahuakbar (tanpa menyebut rahman dan rahim)
Dalam Hadist Abu Dawud: bismillahi wallahuakbar hadza minkum walaka.
Baca Juga: Al-Jama’ah: Pilar Kebangkitan Umat Islam
Kedelapan, menyebut nama orang yang berkurban (setelah membaca basmallah).Bagi yang berkurban sunnahnya melihat pemotongan.
Kesembilan, menyembelih dengan cepat (tentu pisau harus tajam).
Kesepuluh, pastikan yang terpotong 3 bagian: 1. Tenggorokan. 2. Kerongkongan. 3. Dua urat leher
Terdapat tiga keadaan penyembelihan: Pertama yaitu terbaik : jika semua terpotong. Kedua, Halal, terpotong tenggorokan dan satu urat leher. Ketiga, Sah, terputus tenggorokan dan kerongkongan walau urat leher belum terputus.
Baca Juga: Sejarah Yahudi adalah Sejarah Kekalahan
Kesebelas, menyembelih dengan melukai leher paling atas (pengalaman: satu jengkal dari kuping)
Keduabelas, tidak mematahkan leher sebelum hewan mati
Ketigabelas, membiarkan kaki kanan bergerak agar hewan lebih cepat mati.
Wallahu a’lam.
Baca Juga: Bulan Ramadhan Ibarat Permainan Ular Tangga, Dimana Posisi Kita?
(AK/R6/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Defisit Amal: Sebab dan Solusi Menurut Islam