Imaamul Muslimin : Manusia Cerdas, Siapkan Bekal Menghadap Allah

Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah Mansur, MA. Photo : Hadis/MINA
, KH. Yakhsyallah Mansur, MA. Photo : Hadis/MINA

Bandar Lampung,  19 Jumadil Awwal 1437/27 Februari 2016 (MINA) – Manusia cerdas adalah manusia yang menyiapkan bekal untuk perjalanan jauhnya menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Hal itu disampaikan pemimpin tertinggi Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur dihadapan ratusan jama’ah Masjid At-Taqwa Komplek Pondok Pesantren ShufFah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah , Negararatu, Kec. Natar, Lampung Selatan, pada Sabtu, (27/2).

“Orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan diri dengan bekal amal shalih untuk menghadap Allah,” katanya.

Menurutnya, dunia bagi seorang Muslim yang cerdas, ibarat lautan yang Muslim harus mempunyai perahu untuk mencapai pantai kebahagiannya.

“Muslim hendaknya menjadikan dunia sebagai lautan menuju pantai kebahagiaan, maka jadikanlah amal shalih sebagai perahu untuk mencapainya,” tegasnya.

Lebih lanjut, Yakhsyallah menekankan seharusnya manusia menyadari dunia bukan tempat yang pantas untuk menjadi tempat selamanya.

“Manusia yang cerdas menghindari kehidupan dunia, dia melihat dunia, lalu difikirkan, dia tahu dunia merupakan tempat sementara, maka dia menjadikan dunia seperti lautan, dan amal shalih sebagai perahunya, “ katanya.

Pada kesempatan itu, Yakhsyallah mengajak jamaah untuk beramal salih menginfakkan hartanya untuk pembangunan , masjid yang digadang-gadang menjadi pusat peradaban umat Islam.

“Maka berbahagialah karena Allahuyarham Imaam Muhyiddin Hamidy telah memberikan ladang (Masjid An-Nubuwwah-red) kepada kita tidak di tempat yang lain, maka jadikan infaq untuk masjid ini sebagai bekal kita menghadap Allah,” ujarnya merujuk pada imam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebelumnya sebagai pelopor pembangun awal Masjid An-Nubuwwah yang akan menjadi masjid terbesar di Provinsi Lampung.

Masjid yang peletakan batu pertamanya oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan pada 7 November 2014 itu, ditargetkan selesai selama dua tahun.

Masjid tersebut juga akan menggantikan Masjid At-Taqwa (masjid lama) yang kapasitasnya sudah tidak memadai untuk menampung shalat berjamaah warga di kampung islami yang dijuluki juga dengan naman”Kampung Islam Internasional”, terlebih ketika tamu-tamu kunjungan dari berbagai negara datang.

Masjid An-Nubuwwah, dalam master plannya, diharapkan bisa menjadi tempat yang bukan hanya untuk ibadah, tapi juga sebagai tempat melaksanakan berbagai aktivitas yang bersifat internasional seperti halnya seminar-seminar tentang Islam dan Palestina. Sehingga diharapkan dari masjid ini terpancar peradaban dunia yang penuh rahmat.

Seperti harapan Zulkifli Hasan saat pembukaan pembangunan pada November 2014, ia mengatakan, “Insya Allah, Masjid An-Nubuwwah akan menjadi pusat peradaban umat Islam, pengembangan dakwah Islam, serta menjadi garda terdepan dalam meluruskan dan menjawab setiap tantangan dinamika perkembangan Islam.”

Masjid An-Nubuwwah berlokasi di Kampung Islam Internasional, karena memang di pesantren itu sudah ribuan alumninya yang kini sudah mempunyai kontribusi besar di berbagai wilayah di Indonesia. Serta ada beberapa santri yang belajar di pesantren datang dari berbagai negara seperti Malaysia, Uganda, Cina, Italia, dan Maroko. (L/K08/P001).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)