Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IMAAMUL MUSLIMIN: TIDAK ADA ISTILAH PENSIUN DALAM BEKERJA

Rana Setiawan - Jumat, 31 Juli 2015 - 21:53 WIB

Jumat, 31 Juli 2015 - 21:53 WIB

596 Views

Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA
Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. (Foto: Hadis/MINA)
Imaamul <a href=

Muslimin Yakhsyallah Mansur. Photo By : Hadis/MINA" width="300" height="200" /> Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur. (Foto: Hadis/MINA)

Bogor, 15 Syawal 1436/31 Juli 2015 (MINA) – Islam adalah agama yang sangat menekankan bekerja keras atau amal shaleh dengan sungguh-sungguh.

“Islam sangat mementingkan pekerjaan dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Tidak ada istilah pensiun apalagi menganggur,” kata Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur pada khuthbah Jum’at di Masjid At-Taqwa, Komplek Pondok Pesantren Al-Fatah dan Shuffah Hizbullah Cileungsi, Bogor, Jumat (31/7).

Yang ada, lanjut Imaam, adalah setelah kita menyelesaikan suatu pekerjaan maka kita diperintah mengerjakan pekerjaan lainnya dengan sungguh-sungguh, bekerja lebih keras.

“Maka apabila engkau telah menyelesaikan satu pekerjaan, kerjakanlah lebih sungguh-sungguh pekerjaan yang lain. Dan hanyalah kepada Allah engkau berharap,” kata Imaam mengutip Firman Alllah Al-Quran Surat Al-Insirah ayat 7-8.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Imaam Yakhsyallah mengatakan, shahabat Umar bin Khatthab Radhiallahu ‘Anhu sangat membenci orang yang menganggur, tidak bekerja baik untuk urusan duniawinya maupun untuk akhiratnya.

“Dan pekerjaan yang kita lakukan itu harus lebih baik. Dari tahun ke tahun pekerjaan kita hendaknya terus meningkat. Itulah kandungan dari bulan Syawal yang artinya meningkat,” ujarnya.

Dia menjelaskan, peningkatan yang dimaksudkan antara lain adalah peningkatan iman, ibadah dan akhlak.

Dalam peningkatan iman yakni puasa pekerjaan yang sangat rahasia dan hanya Allah yang mengetahuinya hendaknya dapat mendorong seseorang melakukan sesuatu bukan karena manusia, tetapi semata-mata karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Oleh karena itu marilah kita tingkatkan keikhlasan kita dengan bekerja bukan karena atasan kita, bukan karena teman-teman kita, bukan bekerja karena malu dengan bawahan kita, tapi bekerjalah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala semata,” kata Imaam Yakhsyallah.

Dalam peningkatan ibadah, lanjut Imaam, selama bulan Ramadhan umat Islam dididik oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan bermacam-macam ibadah di antaranya shalat Tarawih, membaca Al-Qur’an, I’tikaf, shadaqoah dan sebagainya.

“Ibadah-ibadah tersebut hendaknya kita pertahankan untuk mengisi aktivitas keseharian kita pasca Ramadhan. Kita kerjakan shalat tahajud di setiap malam, membaca Al-Qur’an dan tingkatkan shodaqoh sebagai wujud ukhuwah, kepedulian kita kepada sesamanya,” tegas Imaamul Muslimin.

Sedangkan peningkatan akhlak menurut Imaam setelah selama sebulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan umat Islam seharusnya meningkat akhlaknya. “Seharusnya akhlak kita meningkat setelah Ramadhan. Masuk kerja tepat waktu, dan pulangnya juga sesuai waktu yang telah ditetapkan,” kata Imaamul Muslimin mengakhiri khutbahnya. (L/Mjd/R05)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khutbah Jumat
Indonesia
Indonesia
Khutbah Jumat