TANGGAPI KERUSUHAN TOLIKARA, IMAAMUL MUSLIMIN: TUGAS KITA JAGA TEMPAT IBADAH AGAMA LAIN

Imaamul Muslimin, KH. Yakhsyallah Mansur, MA. Photo : Hadis/MINA
, KH. , MA. (Foto: Hadis/MINA)

Bandar Lampung, 2 Syawal 1436/18 Juli 2015 (MINA) – Menanggapi konflik yang terjadi di , , , Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur menegaskan tugas umat Islam adalah menjaga tempat ibadah agama lain.

“Umat Islam Indonesia jangan terprovokasi dengan kasus yang kemarin (Jumat) terjadi di Tolikara. Sesuai firman Allah dalam surah Al-Hajj ayat 40, tugas kita memelihara dan menjaga tempat ibadah agama lain. Jadi, kekerasan jangan dibalas dengan kekerasan pula,” tutur Yakhsyallah saat dihubungi wartawan Kantor Berita Islam Mi’raj (Mi’raj Islamic News Agency – MINA), melalui sambungan telepon, Sabtu (18/7).

Pembina Pondok Pesantren Al-Fatah dan Shuffah Hizbullah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia itu juga menegaskan umat Islam agar waspada dengan aksi pemutarbalikan fakta yang dilakukan pihak-pihak yang benci dengan Islam jika Muslim melakukan aksi balasan.

“Sebagai contoh di Myanmar, media-media pro Budha Rakhine memberitakan pembunuhan dilakukan oleh umat Islam. Mereka membungkus para korban Muslim dengan pakaian Budha seolah-olah mereka korban sebenarnya dan umat Islam pelaku kekerasannya. Begitulah media anti Islam memberitakan,” papar ulama dan penulis buku “Ash-Shuffah: Pendidikan Sahabat Nabi” itu.

Lebih lanjut Duta Al-Quds Internasional itu menghimbau umat Islam untuk lebih menghayati makna rahmatan lil alamin. “Islam pembawa kedamaian, bukan pembalas dendam. Memaafkan lebih baik dari membalas kejahatan,” tegasnya.

Ia mencontohkan bukti rahmatnya Islam, di Mesir ada umat Kristen koptik yang tetap dilindungi. Di Turki ada komunitas Yahudi yang dijaga umat Islam. Meski mereka minoritas, mereka hidup aman di lingkungan Muslim.

Peristiwa Tolikara juga membuktikan tidak ada toleransi di luar Islam. Sementara dalam Islam sangat ditekankan toleransi. Sebagai contoh saat Ramadhan lalu, umat Islam diminta menghormati orang yang tidak berpuasa, sementara menteri Agama tidak memberi himbauan kepada non Muslim untuk menghormati warga yang sedang berpuasa.

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan, Sabtu (18/7) pagi tiba di Karubaga, ibukota Kabupaten Tiom, menyusul kerusuhan yang terjadi pada Jumat kemarin.

Kerusuhan di ibukota Kabupaten Tiom, itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIT, saat umat Muslim melaksanakan sholat Ied. Sekelompok orang melakukan pembakaran, termasuk kepada 70 kios atau warung.

Kapolres Tolikara AKBP Suroso kepada Antara, Sabtu, mengemukakan Kapolda dan Pangdam Cenderawasih berada di Karubaga untuk melihat langsung kondisi wilayah pasca kerusuhan.

“Saat ini kedua pimpinan bidang keamanan sudah berada di Karubaga,”kata AKBP Suroso. Dia mengatakan kondisi Tolikasa kini relatif terkendali dan aktifitas warga mulai normal.

Namun, sekitar 150 orang masih menggungsi di Koramil Karubaga. Dalam kerusuhan Jumat pagi tercatat 11 orang mengalami luka-luka, kata AKBP Suroso. Tiga di antaranya yang mengalami luka tembak dievakuasi ke Jayapura. (L/R03/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.