Al-Quds, ,MINA – Imam dan Khatib Masjid Al-Aqsha, Syaikh Mohammad Salim, dalam khutbah Jumatnya (2/11) menyerukan Inggris untuk mengakui dosa bersejarahnya atas Deklarasi Balfour yang menjadi awal penjajahan Palestina.
“Inggris telah memberikan janji untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di tanah Palestina. Sebuah janji yang bertentangan dengan semua hukum internasional dan kemanusiaan,” ujarnya, seperti dilaporkan Al-Watan Voice.
Sekitar 50.000 jamaah turut serta dalam pelaksanaan shalat Jumat di Masjid Al-Aqsha, di tengah langkah-langkah keamanan intensif pihak keamanan Israel.
Syaikh Salim merujuk pada permusuhan Inggris terhadap orang-orang Palestina dan negara Arab.
Baca Juga: IDF Akui Kekurangan Pasukan untuk Kendalikan Gaza
Inggris bersama dengan Prancis dan Rusia telah menjadikan Palestina sebagai zona internasional dalam persiapan untuk menyingkirkan warga Palestina dan menggusurnya.
“Mereka memiliki apa yang mereka inginkan dalam perjanjian lain yang tidak adil, Sykes-Picot,” lanjutnya.
Ia menambahkan, rentang waktu kejahatan Inggris itu telah berusia tua, seratus tahun. Sebuah catatan sejarah hitam tentara Inggris saat itu yang telah menewaskan lebih dari 60.000 orang di kawasan Kota Tua Al-Quds dan kompleks Al-Aqsha.
Dia juga mengecam perayaan 100 tahun Deklarasi Balfour yang dilakukan Inggris.
Baca Juga: Hamas Tegaskan, Tak Ada Lagi Pertukaran Tawanan Israel Kecuali Perang di Gaza Berakhir
“Jika Inggris berani dalam sejarah ketidakadilan dan penindasannya, maka ia harus berani dalam keadilan, mengakui kesalahan dan ketidakadilan mereka kepada orang-orang Palestina dan bekerja untuk memperbaiki ketidakadilan ini,” serunya.
Ia menekankan rasa tanggung jawab itu secara penuh penuh atas segala sesuatu yang telah terjadi pada orang-orang Palestina sepanjang sejarahnya.
“Sejak seratus tahun lalu, setiap hari matahari telah hilang oleh janji palsu untuk mendirikan tanah air bagi orang-orang Yahudi,” katanya.
“Seorang pria bernama Balfour, seorang menteri Inggris, menjanjikan sebuah pernyataan dari mereka yang bukan pemilik Palestina, lalu memberikannya kepada orang-orang yang tidak pantas mendapatkannya,” imbuhnya.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Syaikh Salim dalam khutbahnya juga menegaskan bahwa Al-Aqsha adalah benteng terakhir di tanah suci Palestina.
“Jangan tinggalkan benteng ini, jika tidak, kelak kalian akan menyesalinya,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa Al-Quds adalah barometer perjuangan kaum Muslimin, bukan hanya orang-orang Palestina. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan