Kairo, 5 Ramadhan 1436/22 Juni 2015 (MINA) – Imam Besar Al-Azhar, Syaikh Dr. Ahmed Al-Tayeb mengecam Pemerintah Cina yang berusaha mencegah Muslim Uighur di Xinjiang barat untuk menjalankan puasa selama bulan Ramadhan, seperti diberitakan beberapa media.
Media Al-Fajr Jumat (19/6), menyebutkan Ulama Al-Azhar menolak segala bentuk penindasan terhadap Muslim Uighur di Cina, serta perampasan hak agama mereka dan kebebasan pribadi mereka.
“Kami mendesak otoritas Cina untuk menghentikan semua pelanggaran terhadap Muslim, serta mendesak masyarakat internasional, PBB, badan-badan internasional, dan organisasi hak asasi manusia, untuk segera turun tangan untuk menghentikan pelanggaran tersebut,” ujar Syaikh Al-Tayeb.
“Itu semua bertentangan dengan semua norma dan konvensi internasional, yang memastikan bahwa setiap individu memiliki hak untuk melakukan ibadah dan keagamaan masing-masing,” tambahnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sebelumnya menjelang bulan Ramadhan kemarin, Pemerintah Daerah Otonom Uighur Xinjiang, secara resmi memberlakukan larangan berpuasa bagi umat muslim di wilayahnya. Larangan itu terkait kecurigaan pemerintah pusat Tiongkok yang menilai Xinjiang merupakan sumber pelaku ekstremisme.
Wilayah Xinjiang merupakan wilayah paling Utara-Barat dari Tiongkok yang berbatasan dengan Daerah Otonom Tibet di sebelah Selatan serta dengan Provinsi Qinghai dan Gansu di sebelah Tenggara. Xinjiang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Kyrgyztan, Kazakhstan, Tajikistan, dan Mongolia. (T/P4/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza