
Imam Besar Masjid Istiqlal
. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA sebelah kanan Imam Thailand, Manit Thongsang (Foto : Muhammad/MINA)" width="315" height="273" /> Imam Besar Masjid Istiqlal. Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA sebelah kanan Imam Thailand, Manit Thongsang (Foto : Muhammad/MINA)Jakarta, 29 Jumadil Awwal 1436/20 Maret 2015 (MINA) – Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Ali Mustafa Yaqub MA mengatakan, ulama mempunyai peran penting dan strategis untuk menangkal radikalisme atau terorisme yang disebabkan ketidakadilan dan sebab tidak ditegakkannya supremasi hukum.
Radikalisme sengaja diciptakan, tambah Kyai Ali Mustafa, termasuk ISIS. untuk ini ditunjuk beberapa pernyataan pakar dan tokoh diantaranya Edward Joseph Snowden dan Hillary Clinton.
“Nah disinilah peran ulama dalam meluruskan atas kekeliruan umat dalam memahami agama, agar dapat ditangkal dari radikalisme,” ujar Kyai Ali Mustafa saat ditemui Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Masjid Istiqlal. Jakarta Pusat. Jumat (20/3).
Ia juga melihat ulama di Indonesia dalam menanggapi isu radikal terbagi tiga seperti, umat akan aktif berperang jika untuk mencegah amar makruh nahi mungkar.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Ringan Akhir Pekan Ini
Maka ada sebagian ulama yang masih trauma, sehingga tidak terlalu berperan banyak menangani isu radikal yang masih diragukan keaslian sumber Islamnya.
Dalam menangai masalah radikal, sedikit dari sebagian tokoh-tokoh Islam yang vokal dalam mengatasi permasalahan terorisme. Akibatnya peran ulama tidak maksimal, karena ulama dan Agama Islam dipojokkan dengan tuduhan bahwa Pesantren adalah sarang terorisme itulah yang membuat para tokoh Islam sakit hati.
Kyai Ali Mustafa menegaskan, terorisme tidak ada kaitan dengan agama, karena terorisme tidak punya agama, dan semua agama menentang terorisme.
Peran pemeritahan Indonesia harus bisa menangkal aksi terorisme masuk ke negeri yang selalu menjunjung persatuan bukan menimbulkan perpecahan antar kelompok Islam. terang Kyai Ali Mustafa.
Baca Juga: Hari Terakhir Pelunasan, Seluruh Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi
Solusi aksi radikalisme dengan pendekatan keagamaan dan kebudayaan amat penting untuk mencegahnya. Radikalisme serta ektrimisme harus serius diantisipasi. pemerintah akan selalu mengerjakan langkah kongkret sebelum radikalisme jadi ancaman besar bagi negara.
Yang lebih penting lagi, penanaman nilai-nilai keagamaan yang bisa mengeliminasi paham kekerasan itu harus ditanamkan sedari kecil. “Dimulai dari anak-anak itu lebih penting,” harap Kyai Ali Mustafa. (L/P002)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Penelitian Terbaru, Gen Z di AS Pro Perjuangan Palestina dan Anti Israel