Jakarta, 11 Dzulqa’dah 1437/14 Agustus 2016 (MINA) – Seorang Imam Masjid Al-Furqan di Ozon Park, New York, bersama rekannya, ditembak orang tak dikenal sehingga meninggal, dalam perjalanan pulang seusai melakukan shalat dzuhur dari masjid itu pada Sabtu (13/8).
Deputi Inspektur NYPD Henry Sautner mengatakan Imam Masjid yang bernama Maulana Akonjee dan asisten-nya Thara Uddin ditembak dari belakang kepala oleh orang tak dikenal yang mendekati keduanya.
Kabar tersebut dikonfirmasi Imam Masjid Jamaica Muslim Center, New York, Shamsi Ali, yang berpendapat serangan tersebut merupakan bagian dari aksi anti Islam yang dikampanyekan kandidat Presiden Donald Trump.
“Hal yang saya bisa pastikan sementara adalah bahwa peristiwa kekerasan ini adalah akibat retorika politik anti Islam yang dilancarkan kandidat presiden Donald Trump dari Partai Republik,” kata Shamsi kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad pagi.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Maulana (55), seorang ayah beranak tiga, adalah seorang pemimpin agama yang dihormati sejak kedatangannya di Queens AS dari Bangladesh kurang dari dua tahun yang lalu. Sementara temannya Thara (65) meninggal sekitar empat jam setelah serangan itu.
Menurut Presiden Yayasan Nusantara, Shamsi Ali, kampanye anti Islam yang dilancarkan Trump tidak berdampak pada satu kali ini saja. Terjadi peningkatan kekerasan dan diskriminasi terhadap umat Islam di AS.
“Tidak saja terhadap Muslim tapi juga terhadap mereka yang dianggap oposisi kulit putih,” tambah Shamsi merujuk pada kampanye Trump yang juga anti warga kulit hitam.
Shamsi mengatakan dirinya juga bertanya kepada ketua Majelis Imam di New York terkait hal ini.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
“Pagi ini juga saya kontak ketua Majelis Imam New York dan menanyakan perihal yang sesungguhnya terjadi. Jawaban yang saya terima adalah bahwa hal ini masih dalam proses, sebelum ada kesimpulan yang pasti. Yang pasti adalah pihak kepolisian terus memburu pelakunya yang hingga saat ini belum tertangkap,” ujarnya.
Menurut Shamsi, politik rasisme dan anti Islam yang dilancarkan Trump membawa dampak buruk bahkan berbahaya bagi kehidupan warga Amerika, khususnya Imigran dan muslim. Hubungan antar ras, antar etnik dan antar agama menjadi renggang, bahkan cenderung membangun kecurigaan dan kebencian.
“Apa yang saya sebut “politics of hate” itu kini membawa buah pahit bagi warga Amerika,” katanya.(L/R04/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu