Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ULAMA ACEH: ORANG TUA WAJIB SIAPKAN GENERASI ISLAMI

Rana Setiawan - Kamis, 29 Oktober 2015 - 01:36 WIB

Kamis, 29 Oktober 2015 - 01:36 WIB

565 Views

(Foto: KWPSI)
(Foto: KWPSI)

Imam Masjid Jamik Lueng Bata, Banda Aceh, H. Ahmad Rizal, Lc..(Foto: KWPSI)

Banda Aceh, 15 Muharram 1437/28 Oktober 2015 (MINA) – Ulama dan Imam Masjid Jamik Lueng Bata, Banda Aceh, H. Ahmad Rizal, Lc., menyerukan para orang tua Muslim harus bersungguh-sungguh menyiapkan apa saja yang bisa membuat anak-anaknya menjadi kuat, bahkan mengupayakan hal tersebut  bernilai pahala jihad di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Menurut Ahmad Rizal, dalam Islam, kaum Muslimin diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menyiapkan generasi berikutnya yang lebih baik. Berdosa bagi setiap orang tua yang lalai atau membiarkan anak-anak Muslim dalam kondisi lemah iman, akhlak, ibadah, ilmu pengetahuan dan ekonominya.

Bahkan, menurut pengurus Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan dalam firman-Nya yang artinya, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah.” (QS. An-Nisa: 9).

‎”Janganlah kita meninggalkan di belakang kita generasi yang lemah, karena mudah diutak atik oleh musuh-musuh Islam. Kita harus mendidik anak-anak generasi penerus agar kuat imannya, akhlaknya dan takut pada hukum Allah,” ujar Ahmad Rizal saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Shuling Kota Sabang, Ustaz Arif Ramdan Ajak Jamaah Peduli Masjid Al-Aqsa

Dalam keterangan pers yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), pada pengajian bertema “Mempersiapkan generasi Islami” itu, Ahmad Rizal juga mengajak kaum Muslimin untuk memuliakan anak-anaknya dengan iman, akhlak, ilmu dan wawasan.

“Batasi anak-anak agar tidak larut dalam penggunaan cyber, sehingga lupa segala-galanya. Jangan sampai anak-anak kita menjadikan media cyber sebagai orang tuanya dan tidak peduli lagi dengan kita‎. Jika kita orang tua tidak sayang pada anak, maka anak nantinya juga tidak akan sayang kepada orang tua,” imbuhnya.

Ahmad Rizal mencontohkan, di antara cara-cara sederhana untuk pengenalan iman dan tauhid kepada Allah sejak dini adalah dengan menyuruh anak melihat berdirinya rumah yang dibangun manusia dengan adanya tiang-tiang penyanggah di setiap sudut.

Sementara langit ciptaan Allah bisa berdiri kokoh tanpa ada tiang satu pun.

Baca Juga: Kumpulan Khutbah Jumat tentang Bahaya Judi Online Dikebut

“Ini akan membuat anak mulai berpikir tentang adanya Allah yang Maha Kuasa menciptakan langit tanpa perlu tiang, sementara manusia adalah makhluk lemah karena untuk membangun rumah yang kecil saja perlu banyak tiang,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam memulai penegakan syariat Islam haruslah diawali dari rumah tangga masing-masing kaum Muslimin, lalu baru kemudian ke tengah-tengah masyarakat luas.

‎”Kalau tidak dimulai dari rumah tangga orang Islam dulu, maka jangan harap syariat Islam di masyarakat akan bisa berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Tegakkan Islam mulai dari rumah tangga, lalu baru ke masyarakat,” terangnya.

Hanya saja, lanjut Ahmad Rizal, sebelum mendidik dan mengajarkan agama dan keimanan kepada anak-anak generasi penerus, maka yang paling penting adalah orang tuanya yang harus baik dan shaleh terlebih dahulu.

Baca Juga: Rakor Haji untuk Maksimalkan Penyelenggaraan Tahun Depan

“Tentu di awal mula persiapkan diri dengan baik mulai orangtuanya. Tak ada hasil baik kalau tanpa bibit yang baik. Ini dimulai dari bagaimana kita mencari istri shalehah yang kuat agamanya, bukan hanya sekedar mengejar kecantikan saja yang diutamakan. Cantik perlu, tanpa agamanya yang paling utama karena dia nanti yang akan mendidik anak-anak kita,” tambahnya.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.

Anak diibaratkan bagai kertas berwarna putih, mau kita tulis tinta dengan warna merah ia akan berwarna merah, mau kita tulis dengan tinta berwarna hitam ia akan berwarna hitam, ia akan mewarnai sesuai orang tua yang mewarnai.

Pribadi orang tua akan mewarnai pribadi tingkah laku anaknya, karena anak tergantung kepada kedua orang tua, maka untuk menciptakan pribadi-pribadi anak yang shaleh, orang tuanya harus shaleh terlebih dahulu.

Baca Juga: Menag Ajak Ribuan Jamaah Umrah Doakan Kemajuan Indonesia dan Perjuangan Palestina

“Di rumah, sebagai orang tua kita harus selalu memperlihatkan kebaikan kepada anak. Jangan tampakkan keburukan dan percekcokan kepada anak. Mengalah kepada istri/suami dalam rumah tangga di depan anak menghindari keributan. Seorang suami dalam berkomunikasi dengan istri dan anak dengan akhlak terpuji, sehingga kita bisa mewujudkan surga di rumah kita,” ujarnya.(T/R05/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Wali Santri Ponpes Al-Fatah Samarinda Serahkan Donasi Pembangunan RSIA di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia