Bogor, 21 Sya’ban 1434/30 Juni 2013 (MINA) – Imam Masjidil Aqsa Syeikh Prof. Dr. Muhammad Mahmud Shiyam mengatakan bahwa Masjid Al-Aqsha dulu dibebaskan di masa umat Islam berada di bawah satu kepemimpinan.
Syeikh Shiyam mengatakan hal itu dalam acara Tabligh Akbar Sya’ban Jamaah Muslimin (Hizbullah), Ahad (30/6) di Bogor.
“Dahulu Al-Quds berada di bawah kekuasaan Imperium Romawi, kemudian dibebaskan oleh muslimin di bawah satu pimpinan, yaitu Khalifah Umar bin Khaththab,” kata Syeikh Shiyam yang juga merupakan Ketua Rabithah Ulama Palestina.
Syeikh Siyam mengungkapkan bahwa saat itu jumlah muslimin tidak banyak, tapi mampu mengalahkan pasukan Imperium Romawi yang jumlahnya sangat besar.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
“Khalifah Umar meninggalkan kota kekhalifahan, Madina, menuju masjidil Aqsha untuk menerima kunci Al-Quds. Setelah menerima kunci Al-Quds, mulai saat itu Al-Aqsha berada di bawah kekuasaan dan kepemimpinan kaum muslimin,” kata ulama Palestina yang setiap Ramadhan menghabiskan waktunya di Indonesia.
Semenjak berada dalam kepemimpinan Khalifah Umar, umat agama lain, terutama Nasrani, mendapat perlindungan dan kedamaian dari kaum muslimin.
Menurut mantan rektor Universitas Islam Gaza itu, semenjak kepemimpinan Khalifah Umar dan setelahnya, dalam waktu yang lama Al-Aqsha dikuasai oleh muslimin sampai muslimin lemah dan terpecah-pecah kembali.
“Namun ketika kaum Nasrani masuk ke Al-Aqsha dan sekitarnya dengan pasukan Salibisnya, mereka membunuh umat Islam dengan jumlah yang sangat banyak,” kata Syeik Shiyam.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Lalu Al-Aqsha kembali dibebaskan oleh kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.
Namun ketika muslimin kembali lemah dan berpecah-belah, kekuatan agama lain kembali masuk dan merebut kembali Al-Aqsha dari tangan kaum Muslimin hingga sekarang.
“Ketika muslimim kembali lemah, Al-Aqsha kembali diambil oleh kekuatan besar, yaitu kekuatan zionis,” kata Syeik Shiyam.
Syeikh Shiyam menyimpulkan bahwa dua sebab utama sebab Al-Quds bisa direbut dari tangan dan kekuasaan muslimin adalah ketika muslimin lemah dan ketika muslimin terpecah-pecah.
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan
“Kita harus berdiri di bawah satu pemimpin untuk mengambil kembali Al-Aqsha,” tegas Syeikh Siyam. (L/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama