Washington, MINA – Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa merilis Indeks Kesiapsiagaan AI (AIPI), yang memetakan kesiapan dunia terhadap kecerdasan buatan (AI) dan mengevaluasi tingkat kesiapan AI di 174 negara. Demikian dikutip dari Anadolu, Rabu (26/6).
Dasbor AIPI melacak 174 negara berdasarkan infrastruktur digital, sumber daya manusia, kebijakan ketenagakerjaan, inovasi, integrasi dan regulasi, kata badan keuangan tersebut dalam sebuah pernyataan.
Meskipun AI dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan, AI juga dapat menghapuskan jutaan lapangan kerja dan memperlebar kesenjangan, tambahnya.
Penelitian IMF pada Januari menunjukkan, AI dapat membahayakan 33% pekerjaan di negara-negara maju, 24% di negara-negara berkembang, dan 18% di negara-negara berpenghasilan rendah.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Namun, sisi positifnya, hal ini juga membawa potensi besar untuk meningkatkan produktivitas lapangan kerja yang sudah ada dimana AI dapat menjadi alat pelengkap dan menciptakan lapangan kerja baru dan bahkan industri baru,” kata pernyataan itu.
Badan keuangan tersebut mengatakan negara-negara kaya cenderung lebih siap untuk mengadopsi AI dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah.
Lembaga tersebut menyampaikan, sebagian besar negara-negara emerging market dan negara-negara berpendapatan rendah mempunyai jumlah lapangan kerja berketerampilan tinggi yang lebih kecil dibandingkan negara-negara maju, sehingga kemungkinan besar tidak terlalu terkena dampak dan menghadapi lebih sedikit gangguan langsung dari AI.
“Pada saat yang sama, banyak dari negara-negara ini kekurangan infrastruktur atau tenaga kerja terampil yang diperlukan untuk memanfaatkan AI, yang dapat memperburuk kesenjangan antar negara,” tambahnya.[]
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait