Washington, MINA – Badan Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Dagang Dunia (WTO) pada Jumat (24/4) memperingatkan, meningkatnya pembatasan ekspor oleh pemerintah dunia dapat menjadi “kontraproduktif berbahaya” karena dunia berurusan dengan pandemi virus corona.
Kedua lembaga itu meminta para pemimpin global untuk berkomitmen tidak memaksakan atau memperketat kontrol pada penjualan produk, seperti yang mereka lakukan pada puncak krisis keuangan global 2008.
“Kami prihatin dengan gangguan pasokan dari meningkatnya penggunaan pembatasan ekspor dan tindakan lain yang membatasi perdagangan pasokan medis dan makanan utama,” kata lembaga itu dalam pernyataan bersama, demikian dikutip dari Nahar Net.
Gangguan pada rantai pasokan dan penyimpangan arah produksi kritis dapat “memperpanjang dan memperburuk krisis kesehatan dan ekonomi.”
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Mereka juga memperingatkan bahwa negara-negara miskin dan rentan kemungkinan akan paling menderita.
Selama resesi global terakhir, G20 telah berjanji membantu menghindari meluasnya pembatasan perdagangan yang akan memperburuk krisis dan menunda pemulihan, sama seperti pembatasan perdagangan yang semakin dalam dan memperpanjang Depresi Hebat tahun 1930-an.
Di saat aturan perdagangan global memungkinkan penggunaan pembatasan ekspor selama keadaan darurat nasional, IMF dan WTO memperingatkan bahwa “apa yang masuk akal dalam keadaan darurat yang terisolasi dapat sangat merusak dalam krisis global.”
“Secara kolektif, pembatasan ekspor dapat menjadi kontraproduktif berbahaya,” tegas pernyataan itu.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
IMF dan WTO menyambut baik langkah-langkah beberapa negara untuk mempermudah perdagangan produk yang dibutuhkan untuk pertempuran melawan COVID-19, termasuk memotong bea impor. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon