Oleh: A. Hanief Saha Ghafur, Ketua Program Doktor Kajian Stratejik dan Global, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia
Bermula dari pemikiran tentang pentingnya leverage mutu ke dalam kegiatan akademik. Khususnya riset dan pembelajaran. Perlunya saling mencangkok mutu dari kerjasama internasional antara Universitas Indonesia dengan mitra dari Australia.
Untuk itu, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG-UI) tertarik untuk memilih partner institusi yang punya kesamaan bidang, yaitu Asia Institute, Universitas Melbourne dan Alfred Deakin Institute for Citizenship & Globalization (ADI), Universitas Deakin. Kedua memiliki karakteristik khas sama yaitu penyelenggara pendidikan dan riset. Kebetulan juga kedua Direkturnya punya bidang riset yang sama tentang Indonesia.
Melalui komunikasi intens, sepakat untuk menjabarkan lebih detail kerjasama tersebut. Maka SKSG-UI membuat draft Letter of Implementation (LoI) yang didiskusikan panjang untuk disepakati.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Setelah disepakati masih tetap perlu mendapat persetujuan dari kantor kerjasama internasional masing-masing universitas. Setelah disepakati, SKSG mengundang kedua Direktur untuk tanda tangan dan hadir luring ke Jakarta. Alhamdulillah kedua Beliau bisa hadir. Namun sayang waktunya tidak klop dan tidak bisa bersama.
Direktur ADI-Deakin University Prof. Greg Barton bisa ke Jakarta Sabtu (30/9) hingga Rabu (12/10). SKSG Membuat perhelatan untuk Prof. Greg Barton pada Senin (10/10) di Makara Art Center-UI.
Sedangkan Direktur Asia Institute Universitas Melbourne, Prof. Vedi R. Hadiz berkunjung ke Jakarta pada 14-24 Oktober 2022. Khusus untuk Prof. Vedi R. Hadiz SKSG-UI membuat perhelatan terbatas dengan mengundang pimpinan SKSG. Sekaligus menyerahkan Letter of Decre & Sertifikat Rektor untuk Adjunct Professor dan penandatanganan Letter of Implementation (LoI) pada Selasa (18/10), di Kampus UI Salemba.
Ternyata Prof. Vedi R. Hadiz tidak hanya Direktur Asia Institute. Tetapi ada jabatan barunya sebagai Wakil Rektor bidang Kerjasama Internasional, Universitas Melbourne.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Mengapa leverage dan pencangkokan akademik penting untuk mutu, khususnya dalam praktik riset danpembelajaran. Dalam borang akreditasi BAN-PT menempatkan kerjasama sebagai bab tersendiri yang beda dari borang sebelumnya. Bahkan MoU saja sudah dapat point akreditasi. Apalagi jika MoU itu diimplementasikan dan dilaksanakan.
Membuat draft MoU itu mudah. Namun membuat detail LoI menjadi kongkrit dan disepakati lebih sulit. Ternyata lebih sulit lagi bila LoI itu menjadi aksi bersama dan dilaksanakan kedua belah pihak. Itulah sebabnya, mengapa banyak MoU itu tidak sampai bisa dilaksanakan dan terjabarkan dengan baik (sleeping MoU). Terutama untuk kerjasama internasional. Terlebih untuk kerjasama pembelajaran dan kolaborasi riset internasional. Itulah juga sebabnya mengapa SKSG-UI memilih partner kerjasama yang tepat dan mudah untuk dilaksanakan.
Dosen SKSG-UI yang sudah 100% Doktor, tetap perlu didorong untuk studi lanjut ke Postdoctoral serta melakukan kolaborasi riset dengan perguruan tinggi luar negeri. Dengan LoI ini, SKSG-UI menantang dosen dan mahasiswa memanfaatkan kerjasama dan pertukaran program. Walaupun sebelum ada LoI ini, sudah berjalan dan ada beberapa dosen UI Postdoctoral dan kolaborasi riset dengan dua perguruan tinggi tersebut.
SKSG-UI juga menantang mahasiswa S3 menulis disertasi bahasa inggris dan menjadikan dosen perguruan tinggi di luar negeri sebagai Promotor dan Ko-Promotor. Sudah ada empat mahasiswa S3 yang minta Prof. Greg Burton sebagai Promotor. Mereka bersama Prof. Greg dan Prof. Anthony Jumat (7/10) melakukan konsultasi dan coaching clinics luring dan daring terkait disertasinya. Mereka antri untuk bisa berkonsultasi langsung dengan Prof. Greg Barton selama berada di Jakarta.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Melalui kerjasama MoU SKSG-UI akan ada banyak manfaat bagi kedua belah pihak. Kerjasama penyelenggaraan seminar dan konferensi.
Selain itu, pertukaran beasiswa dan pendanaan bidang riset, postdoctoral fellowship, joint research, joint supervisor untuk tesis & disertasi, pertukaran dosen & mahasiswa, sandwich, external reviews & mutual recognition dalam kurikulum, dan lainnya. Mungkin juga ke depan bisa dilakukan double atau dual degree.
Dalam sambutannya Prof. Vedi minta agar kita mulai dari program kecil, sederhana, tetapi penting ke depannya. Juga dapat dilakukan bridging program, baik antara SKSG-UI dengan Asia Institute, University of Melbourne atau dengan ADI-Deakin University.
Untuk memperkuat kerjasama inilah SKSG-UI mengangkat dalam jabatan sebagai Adjunct Professor kepada Direktur Asia Institute, Universitas Melbourne Prof. Vedi R. Hadiz dan Direktur ADI-Deakin University Prof. Greg Barton.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Tujuannya agar kedua Guru Besar itu dapat menjadi bagian internal dan dapat berkegiatan akademik. Khususnya dibidang riset dan pembelajaran. Banyak kegiatan dan agenda yang bisa segera dilaksanakan. Semoga semua berjalan mudah, lancar, dan sukses.(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin