Taiwan, 8 Jumadil Awwal 1437/16 Februari 2016 (MINA) – Internasional Asosiasi Mahasiswa Muslim (IMSA) Nasional Taiwan University of Science and Technology (NTUST) Maret mendatang kembali adakan perkenalan budaya Islam dalam sebuah acara berjudul ‘Islam Culture Camp’.
Pemimpin Asosiasi IMSA, Hadziq Fabroyir mengatakan acara ini diadakan di panggung pintu belakang Museum Nasional Taiwan.
“Acara ini diselenggarakan setiap tahunnya, saya berharap orang mengetahui dan memahami bahwa tidak ada kesenjangan antara Muslim dan Masyarakat non Muslim di Taiwan,” ujar Hadziq kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (16/02).
NTUST saat ini beranggotakan 286 mahasiswa Indonesia. Kebanyakan dari mereka adalah Muslim. Hadziq yang sedang menempuh program doktoral di bidang Ilmu Komputer dan Teknik Informatika itu telah mengadakan Pameran Budaya Muslim NTUST sejak 2011.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Ia berharap, orang-orang Taiwan bisa akrab dengan Islam jauh lebih baik. Pada 2015 lalu, asosiasi itu juga menyelenggarakan acara serupa di Chiang Kai-Shek Memorial Hall.
Maret mendatang, mereka membuat kembali pertunjukan budaya Islam tersebut di Museum Nasional Taiwan.
Hadziq mengatakan, orang Taiwan relatif ramah terhadap Muslim daripada orang Barat.
“Jika kita berada di negara-negara Barat, mereka mungkin akan membenci Muslim (karena pengaruh media mereka),” ujar Hadziq
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Orang Taiwan merasa aneh tapi tidak akan menolak mengenal tentang Islam. Namun demikian, beberapa kesalahpahaman tidak ada, seperti rasa ingin tahu pada hubungan antara Muslim dan negara Muslim,” tambahnya.
Hadziq mengatakan, tahun ini asosiasi mahasiswa hampir sama dengan Tahun yang lalu, yaitu disiapkan 3 (tiga) jenis pamflet menjelaskan Islam, di antaranya; apa itu Islam, mengapa wanita Muslim memakai hijab, dan apa itu jihad?
Selain pamflet, asosiasi juga membantu pengunjung untuk memiliki kaligrafi Arab dari nama mereka. Tidak dipungkuri bagi tamu yang datang seperti non Muslim yang berminat menggunakan jilbab akan di sediakan sekaligus di kenakan oleh panitia.
Pada tahun lalu, salah satu pengunjung yang bernama Chen, begitu tertarik mengenakan jilbab, akhirnya siswa membantu dia untuk mengenakan jilbab.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
“Mudah-mudahan, akan lebih banyak kesempatan untuk mereka yang mengenal Islam secara lebih dalam serta budaya tentang Islam dan diterima secara baik,” ungkap Hadziq. (L/P007/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan