Oleh: Hamidah Juariah, Mahasiswa STAI Al Fatah Bogor. Reporter MINA
Ikhlas artinya bersih dari sesuatu yang tidak baik. Ketika kita melakukan suatu amalan, maka lakukanlah dengan ikhlas, agar amalannya menjadi berkah dan berpahala.
Memang nyatanya ikhlas merupakan perkara yang mudah sekali saat diucapkan, tapi sulit ketika dilakukan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Apalagi, memaafkan kesalahan orang lain yang telah menyakiti kita, dengan ikhlas, rasanya sulit sekali. Nafsu berkeinginan untuk membalas dendam.
Padahal sebetulnya membalas dendam itu merupakan salah satu sifat syaitan. Maka, hanya dengan ikhlas memaafkan, hati kita tidak akan larut dalam rasa benci dan dendam.
Justru sebenarnya, ketika kita mencoba untuk ikhlas pada saat yang menyakitkan, disaat berada dalam keadaan yang sulit. Di balik itu semua, kita akan mendapatkan keajaiban dari Allah yang tak terduga.
Rasa sedih kita akan digantikan dengan kebahagian, karena Allah tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya terus merasakan kesedihan selagi kita hamba-Nya selalu melibatkan Allah di setiap urusan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Demikian pula, nikmatnya bershadaqah dengan rasa ikhlas. Harta kita tidak akan menjadi kurang. Malah Allah akan menambahkan rezeki-Nya bagi kita.
Jadi, tidak akan ada amalan yang sia-sia jika dilakukan dengan ikhlas. Janganlah sekali-sekali kita berharap ingin mendapat pujian, penghargaan juga pengakuan dari orang lain. Karena hal itu hanya akan membuat kita berujung kekecewaan.
Sebab, amalan yang dilakukan jika tidak diiringi dengan ikhlas, maka amalan tesebut tidak akan diterima di sisi Allah. Dan amalan itu hanya akan sia-sia belaka. Bahkan yang ada hanya akan memberatkan timbangan amalan keburukan kita di akhirat.
Juga dapat menjerumuskan kita ke dalam kobaran api neraka. Na’udzubillahi min dzalik.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Amalan ikhlas ini yang akan ditakuti oleh syaitan, seperti firman Allah :
{قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (40)
Artinya: Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlish di antara mereka”. (QS Al Hijr : 39-40)
Kata “Mukhlis” berarti orang yang ikhlas. Jadi dari ayat Al Quran tersebut bahwa orang yang berhati ikhlas, syaitan tidak akan mampu menggodanya. Sehingga dengan ikhlas, kita senantiasa berada di jalan yang benar.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Dengan ikhlas, hati juga akan terasa lapang. Membiasakan diri kita dengan rasa ikhlas, akan menjadikan kita pribadi yang kuat dan teguh dalam menghadapi segala perkara kehidupan.
Marilah kita terus menebar kebaikan dengan keikhlasan, dengan mewaspadai sifat ingin dipuji (riya), yang memang Allah sangat membenci sifat itu. (A/hju/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang