India-Cina Sepakat Redakan Ketegangan di Perbatasan

Pertemuan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan mitranya dari India Subrahmanyam Jaishankar di Moskow, Rusia, Jumat, 11 September 2020. (Foto: Istimewa)

Moskow, MINA – Bayang-bayang perang antara dan tampaknya telah berakhir untuk saat ini, setelah menteri luar negeri dari kedua negara pada Jumat malam (11/9) mengumumkan, pasukan mereka harus melepaskan diri dan mengambil langkah-langkah untuk memulihkan “perdamaian dan ketenangan” di perbatasan yang disengketakan.

“Kedua Menteri Luar Negeri sepakat bahwa situasi saat ini di daerah perbatasan penting bagi kedua belah pihak. Karena itu mereka sepakat, pasukan perbatasan dari kedua belah pihak harus melanjutkan dialog mereka, segera melepaskan diri, menjaga jarak yang tepat dan meredakan ketegangan,” kata pernyataan bersama Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan mitranya dari India Subrahmanyam Jaishankar di Moskow, Rusia.

Sebelumnya di kota Leh di Himalaya – ibu kota wilayah persatuan India yang baru dibentuk, Ladakh, yang terletak 11.500 kaki (3.505 meter) di atas permukaan laut – orang-orang khawatir akan kemungkinan terjadinya perang.

Kebuntuan masalah perbatasan selama berbulan-bulan antara India dan Cina, ditambah dengan pembatasan virus corona, telah memengaruhi musim turis yang sibuk, menghapus pendapatan yang sangat dibutuhkan di wilayah tersebut.

Ribuan pasukan dari raksasa Asia berada dalam konfrontasi langsung, terutama di wilayah Ladakh sejak bentrokan kecil dilaporkan terjadi pada akhir April.

“Mengurangi ketegangan adalah hal yang baik,” kata Chering Dorjay Lakrook, mantan pemimpin dari Partai Bharatiya Janata (BJP), kepada Al Jazeera.

Tapi Lakrook meyakini bahwa Cina tidak bisa dipercaya.

“Mereka [Cina] mengulur waktu untuk memperkuat posisi mereka. Kesepakatan ini hanyalah cuci mata sampai Cina kembali ke posisi April 2020,” katanya, mengacu pada dugaan pelanggaran Cina ke wilayah India yang dimulai awal Mei.

Pengamat pertahanan India berbicara kepada Al Jazeera dengan menggemakan kekhawatiran serupa, menunjuk pada perjanjian sebelumnya di tingkat militer yang gagal menurunkan ketegangan perbatasan paling serius dalam hampir 50 tahun itu.

Kedua negara telah menggunakan pasukan besar yang dibangun di sepanjang perbatasan de facto mereka, yang dikenal sebagai Line of Actual Control (LAC), sejak 15 Juni ketika 20 tentara India tewas di Lembah Galwan di Ladakh dalam pertempuran tangan kosong yang melibatkan kelompok dan menggunakan bebatuan.

Di kubu Cina juga dilaporkan menderita jumlah korban yang tidak dipastikan, tetapi tidak diumumkan.

Bentrokan yang mematikan di bulan Juni adalah yang terburuk sejak perang 1962. Itu menimbulkan reaksi di India, memaksa pemerintah untuk melarang lusinan aplikasi Cina, termasuk TikTok yang sangat populer, dan mengekang investasi dari Cina.

Ketegangan yang meningkat dapat mempengaruhi perdagangan tahunan bilateral yang mencapai $ 92 miliar. (T/RI-1/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)