New Delhi, MINA – India kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19 yang signifikan akibat penyebaran subvarian Omicron JN.1. Pemerintah setempat menetapkan status siaga dan kembali mengimbau penggunaan masker di ruang publik demi menekan laju infeksi.
Lonjakan kasus memicu kewaspadaan di berbagai daerah, terutama setelah muncul laporan peningkatan infeksi harian dan pasien rawat inap. Otoritas kesehatan India menyebut langkah ini penting untuk mencegah terulangnya krisis kesehatan seperti pada gelombang Delta tahun 2021.
“Penggunaan masker kembali dianjurkan, terutama bagi lansia, anak-anak, dan penderita komorbiditas. Selain itu, masyarakat juga diminta tetap menjaga jarak dan menghindari keramaian,” kata Menteri Kesehatan Veena George dikutip dari ndtv Jumat (23/5).
Varian JN.1, merupakan turunan dari varian BA.2.86 (sub-varian Omicron). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyebutkan bahwa risiko kesehatan masyarakat global yang ditimbulkan oleh JN.1 rendah.
Baca Juga: Pemerintahan Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing
Sebagian besar orang yang terinfeksi mengalami gejala pernapasan atas yang ringan. Beberapa gejala umum termasuk demam, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan ekstrem, kelemahan otot, kelelahan, dan masalah gastrointestinal ringan. Dalam beberapa kasus, varian baru ini juga dapat disertai dengan hilangnya nafsu makan dan mual terus-menerus. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan biasanya membaik dalam empat hingga lima hari. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Swiss Serukan Penghormatan terhadap Perlindungan Diplomatik setelah Penembakan Israel di Jenin