New Delhi, 8 Dzulqa’dah 1437/11 Agustus 2016 (MINA) – Mengenai krisis di Kashmir, Perdana Menteri India Narendra Modi pada Rabu (10/8) menegaskan tidak berniat berunding dengan kelompok oposisi bersenjata di Jammu dan Kashmir
Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh di hadapan Parlemen India mengatakan, satu-satunya masalah yang luar biasa dengan Pakistan adalah kembalinya wilayah “Kashmir yang diduduki Pakistan” (PoK), demikian The Time of India memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pemerintah India tidak pernah mengakui secara resmi wilayah Kashmir yang diakui oleh Pakistan dan Cina. Namun, warga Muslim di Kashmir menganggap India adalah kolonial yang menduduki tanah mereka.
Menanggapi perdebatan selama delapan jam di gedung parlemen Rajya Sabha, Rajnath Singh mengatakan bahwa pemerintah pusat bersedia berbicara kepada semua partai politik dan elemen moderat di negara bagian, formulasi yang mengecualikan Hurriyat, partai yang bertujuan memerdekakan Kashmir.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Dua hari sebelumnya, anggota parlemen oposisi India mempertanyakan sikap diam Perdana Menteri atas situasi darurat di Kashmir.
Oposisi menuntut agar pemerintah mengambil langkah-langkah politik untuk meredakan krisis, Al Jazeera memberitakan.
Di Kashmir, pasukan pemerintah India menangkap lebih dari seribu pengunjuk rasa selama dua pekan terakhir.
“Tidak ada kekuatan di bumi ini yang dapat merebut Kashmir dari kami,” kata Rajnath Singh, mengacu pada surat Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif kepada PBB aagar diadakan ‘plebisit’ di Kashmir.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Menteri mengatakan, pemerintah telah sepakat mengirim delegasi kepada semua pihak di Jammu dan Kashmir untuk pertemuan yang akan dihadiri oleh Perdana Menteri pada hari Jumat (12/8). (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina