Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesan Islamic Travel Communication Forum Adakan Talk Show

kurnia - Sabtu, 22 Desember 2018 - 08:09 WIB

Sabtu, 22 Desember 2018 - 08:09 WIB

7 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) H. Priyadi Abadi M.Par mengatakan Eropa dengan segala  keindahan dan keunikannya menjadi destinasi yang banyak diburu wisatawan dari berbagai mancanegara.

“Bagi penyelenggara tour Eropa harus benar-benar memahami kondisi yang ada di Eropa. Time management  harus sangat ketat dijalankan, jika tidak akan berdampak pada pembengkakan anggaran,” kata Priyadi dalam acara Talk Show Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) bertema ‘Europe Sharing Destination’ di Jakarta, Jumat (21/12). .

Dia mengungkapkan, Eropa dengan segala  keindahannya dan keunikannya menjadi destinasi yang banyak diburu wisatawan dari berbagai mancanegara.

“Meski biaya berwisata ke Eropa cukup merogoh kocek, namun peminatnya tak pernah sepi, di musim liburan sekolah maupun di bulan lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen

Dia menerangkan, di balik keindahan tempat-tempat wisata Eropa, ternyata menyimpan berbagai persoalan jika belum memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman menjelajahi Benua Eropa ini.

Karenanya, penyedia travel yang baru membuka trip Eropa harus memperhatikan berbagai aspek sebelum berani menyelenggarakan paket Eropa

Menurutnya, bagi penyelenggara tour Eropa harus benar-benar memahami kondisi yang ada di Eropa, “Time management  harus sangat ketat dijalankan jika tidak akan berdampak pada pembengkakan anggaran,” ujarnya.

Priyadi menambahkan, penyelenggaraan tour ke Asia sangat berbeda dengan Eropa. Tingkat kerumitannya jauh lebih besar di Eropa. Karena itulah, travel yang sudah biasa menyelenggarakan tour Eropa akan lebih mudah menjalankan trip Asia.

Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku

“Dalam dunia travel, tujuan Eropa tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding Asia atau destinasi lainnya,” tambahnya.

Dia mengakui meskipun dalam pengalaman dirinya sebagai Tour Leader berpuluh-puluh tahun selalu harus update dengan situasi terkini yang terjadi, seperti memanasnya situasi demo di Kota Paris, modus-modus kejahatan seiring tingkat kriminalitas yang naik tajam atau pun merk-merk branded yang sering diburu oleh pelancong kita, juga dengan terjun langsung mengurusi segala kebutuhan peserta tour.

“Untuk menggunakan lokal guide fullday di Eropa akan menambah biaya yang sangat tinggi, terlebih lagi lokal guide Eropa hitungannya per jam, dan itu tak lazim dilakukan oleh travel Indonesia,” ujarnya. 

Priyadi mengatakan harus mempersiapkan Tour Leader yang handal dan berpengalaman dilapangan, salah satu contoh kecil saja lokasi toilet pun harus dikuasai karena akan bedampak fatal bila peserta tour sedang kebelet pipis.

Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?

Jika tidak maka akan berdampak pada tingkat kepuasan wisatawan, yang itu akan berdampak pada kepercayaan terhadap perusahaan penyelenggara. 

“Adanya kasus travel abal-abal, Tour Leader yang tidak bertanggung jawab, isu keamanan di Eropa harus bisa menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan travel untuk meningkatkan kualitas layanannya,” jelasnya.

Dalam rangka meminimalisir persoalan tour ke Eropa, IITCF menggelar talk show bertajuk ‘Europe Sharing Destination’ yang dimoderatori langsung oleh H. Priyadi Abadi, M.Par dengan mengundang beberapa narasumber yang juga Senior Europe Tour Leader berpengalaman, seperti Herry Marhono Owner HM Management dan Founder ITLA serta Mr. Ivo Kwok Founder Face 2 Face Tourism Educational Management dan Rudiana Founder ITLA. (L/R03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BPJPH, MUI, dan Komite Fatwa Sepakati Solusi Masalah Nama Produk Halal

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Eropa
Indonesia
Indonesia