Jakarta, MINA – Indonesia mengajak negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mewujudkan kemandirian dalam memproduksi obat-obatan dan vaksin.
Hal tersebut diungkapakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI saat pertemuan dengan kepala Otoritas Regulatori Obat Negara Anggota OKI (NMRAs) yang berlangsung di Jakarta, 21-22 November 2018.
Hasil pertemuan tersebut dituangkan dalam bentuk “Deklarasi Jakarta” yang merupakan komitmen dari Kepala Otoritas Regulatori Obat negara anggota OKI untuk meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan rakyatnya, melalui kemandirian produksi obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Kerja sama ini bisa dilakukan untuk pengembangan produk baru bersama-sama atau produk vaksin jenis tertentu yang belum dapat diproduksi di kawasan OKI.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Kita bisa piloting bersama-sama, dan diharapkan juga dapat meningkatkan pengembangan produk obat biologi, dan bioteknologi, serta obat bahan alam), terlebih dengan kekayaan keanekaragaman alam Indonesia.” jelas Kepala BPOM RI Penny K Lukito.
Hal ini perlu diwujudkan mengingat kondisi ekonomi, politik, dan keamanan yang tak menentu di sebagian negara anggota OKI, seperti di sebagian Timur Tengah dan Afrika kian mengkhawatirkan.
Terbatasnya akses dan keterjangkauan obat dan vaksin di dunia, terutama di negara konflik dan berpendapatan rendah, menyebabkan angka kematian yang tinggi akibat penyakit. Apalagi penyakit menular masih menjadi masalah besar bagi sejumlah negara anggota OKI.
Penny menyampaikan, hanya tujuh negara anggota OKI, yaitu Indonesia, Iran, Senegal, Uzbekistan, Bangladesh, Tunisia dan Mesir, yang memiliki kapasitas untuk memproduksi vaksin.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Sebagian besar negara anggota OKI masih mengandalkan impor dari luar negara anggota OKI untuk memenuhi kebutuhan obat dan vaksin di negaranya.
Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata memajukan negara anggota OKI di semua sektor, termasuk kesehatan. (R/Sj/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia