Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS

Annisa Editor : Rudi Hendrik - 35 detik yang lalu

35 detik yang lalu

0 Views ㅤ

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat jumpa pers daring dari AS Jumat (18/4). (Tangkap layar dari Youtube Perekonomian RI)

Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia bersiap mengambil langkah strategis dengan mengalihkan sebagian ekspor nasional ke pasar Eropa dan Australia, sebagai respons atas kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberlakukan tarif impor tinggi terhadap sejumlah produk asal Indonesia.

“Ekspor kita itu 10 persen ke Amerika sehingga tentu kita bicara dengan mitra lain, salah satunya tentu kita bisa meningkatkan ke Uni Eropa,” ujar Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto dalam jumpa pers daring dari AS, Jumat (18/4).

Ia mengatakan akan mempercepat finalisasi perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa (IEU-CEPA), dan membuka lebih banyak peluang ekspor ke Australia. Pemerintah juga telah menjalin komunikasi intensif dengan mitra dagang di Australia yang menyatakan kesiapan untuk memperluas impor dari Indonesia.

Selain Eropa dan Australia, Indonesia juga mulai menjajaki peluang pasar di kawasan Amerika Latin, termasuk Meksiko, sebagai bagian dari strategi ekspansi global. Pemerintah menegaskan bahwa pendekatan ini selaras dengan sikap ASEAN yang lebih memilih jalur diplomatik ketimbang langkah retaliasi dalam menyikapi tarif AS.

Baca Juga: Airlangga: Tarif Impor AS ke Produk Indonesia Bisa Tembus 47 Persen

Sebelumnya, AS menetapkan tarif dagang tambahan sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia, di luar tarif umum sebesar 10 persen yang dikenakan ke semua negara. Sejumlah komoditas Indonesia juga telah dikenakan tarif lainnya sebelum kebijakan baru ini.

Meski tarif tambahan ditangguhkan selama 90 hari, Airlangga memperingatkan bahwa beban tarif bisa mencapai total 47 persen jika tidak ada perubahan kebijakan dari AS.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bencana Tanah Bergerak di Brebes, 104 Rumah Rusak, UAR Gerak Cepat Beri Bantuan

Rekomendasi untuk Anda