Jakarta, MINA – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) secara resmi membantah laporan yang menyebut Indonesia sebagai salah satu negara tujuan dalam upaya pemindahan paksa warga Gaza oleh Israel.
Sikap ini disampaikan menyusul heboh kedatangan 153 warga Gaza secara misterius di Afrika Selatan menggunakan pesawat carter pada Kamis (13/11) lalu.
Juru Bicara Kemlu RI Yvonne Mewengkang menegaskan, Pemerintah Indonesia tidak pernah memfasilitasi pemindahan warga Gaza atau Palestina untuk masuk ke Indonesia.
“Indonesia menolak segala bentuk pemindahan paksa (forced displacement) warga Palestina dari Gaza karena bertentangan dengan hukum internasional dan prinsip two-state solution,” tegas Yvonne dalam pernyataannya yang dikutip, Selasa (18/11).
Baca Juga: Aliansi Kemanusiaan Indonesia Desak Presiden Prabowo Ambil Peran Aktif dalam Krisis Sudan
Penegasan ini merespons laporan media Israel, Haaretz, yang menyebutkan India, Malaysia, dan Indonesia sebagai negara tujuan dalam upaya pemindahan warga Gaza tersebut. Yvonne juga menekankan bahwa Indonesia tidak terlibat dalam proses tersebut dengan organisasi atau entitas mana pun.
“Indonesia tidak memiliki kebijakan penerimaan pengungsi Gaza melalui visa atau penerbangan carter,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa setiap pergerakan warga Gaza secara lintas batas adalah kewenangan otoritas setempat dan harus mendapat persetujuan pihak-pihak terkait di lapangan.
Namun, Yvonne juga mengklarifikasi bahwa Indonesia tetap konsisten mendukung rakyat Palestina.
Baca Juga: Dubes Pakistan Temui Presiden Prabowo, Bahas Penguatan Kerja Sama Komprehensif
“Sesuai arahan Presiden RI, Indonesia hanya menerima pasien Gaza yang terluka untuk perawatan medis secara sementara, sesuai kesepakatan pihak-pihak terkait, dan bukan untuk penampungan permanen,” jelasnya.
Pemerintah RI disebut akan terus memantau dan memverifikasi setiap informasi pergerakan warga Gaza yang dikaitkan dengan Indonesia, serta memastikan bahwa setiap langkah yang diambil tidak bertentangan dengan dukungan Indonesia bagi kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
Laporan menyebutkan, penerbangan misterius warga Gaza ke Afrika Selatan diduga difasilitasi oleh organisasi Al-Majd Europe yang bekerja sama dengan sebuah unit militer Israel. Warga Palestina yang ikut penerbangan tersebut mengaku membayar sekitar US$2.000 atau setara Rp33 juta per orang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Masuk Kategori Baik
















Mina Indonesia
Mina Arabic