Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KEMLU. : INDONESIA TURUT BERDUKACITA ATAS MENINGGALNYA LEE KUAN YEW

Rudi Hendrik - Senin, 23 Maret 2015 - 23:17 WIB

Senin, 23 Maret 2015 - 23:17 WIB

384 Views

Lee Kuan Yew. Foto: Strait Times
<a href=

Lee Kuan Yew. Foto: Strait Times" width="300" height="150" /> Lee Kuan Yew. Foto: Strait Times

Jakarta, 3 Jumadil Akhir 1436/23 Maret 2015 (MINA) – Pemerintah Indonesia menyatakan duka cita yang mendalam atas wafatnya mantan Perdana Menteri Republik Singapura Lee Kuan Yew, pada hari Senin, pukul 03.18 pagi (waktu setempat).

“Yang Mulia Lee Kuan Yew telah meninggalkan warisan yang sangat penting bukan hanya untuk Singapura, namun juga untuk dunia secara keseluruhan,” kata Kementrian Luar Negeri RI dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Lee dikenal sebagai bapak pendiri Singapura modern, sebagai seorang pemimpin dan negarawan besar yang mencintai rakyatnya, beliau juga dikenal sebagai salah satu tokoh politik berpengaruh di Asia.”

“Di bawah kepemimpinannya, Singapura telah berhasil mentransformasikan diri menjadi hub ekonomi utama di kawasan Asia dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya,” tambah pernyataan.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

“Sebagai seorang teman dekat bagi Indonesia, kami akan selalu mengingat dan mengenang kontribusi mendiang dalam mempromosikan hubungan yang lebih dekat antara kedua negara, selain juga dalam mendorong perdamaian dan kesejahteraan di kawasan serta dalam memperkuat solidaritas antar negara-negara ASEAN,” kata pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI.

Lee Kuan Yew (91) meninggal dunia di Singapore General Hospital pada Senin (23/3/2015) pukul 03.18 waktu setempat, setelah dirawat beberapa lama di rumahsakit karena sakit paru-paru.

Lee Kuan Yew memimpin Singapura sebagai perdana menteri selama 31 tahun sejak Singapura menjadi negara merdeka melepaskan diri dari Malaysia pada tahun 1959 hingga mundur pada 1990. Sesudah itu sahabat dekat mantan Presiden Republik Indonesia Soeharto tersebut tetap mempunyai pengaruh besar di negara pulau itu  dengan menjabat sebagai menteri senior dan menteri mentor, hingga mundur dari kabinet seusai pemilu 2011. (L/R04/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia