Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Berpotensi Memimpin Penerapan Teknologi Kecerdasan Buatan ASEAN

Rana Setiawan - Selasa, 24 November 2020 - 21:31 WIB

Selasa, 24 November 2020 - 21:31 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Indonesia diusulkan memimpin penerapan teknologi kecerdasan buatan ASEAN dalam Bidang efisiensi energi, pertanian, keamanan siber, dan industri kreatif.

Hal ini ditandai dengan pelaksanaan ASEAN Workshop on 4th Industrial Revolution: Artificial Intelligence Implementation in Energy Efficiency, Cyber Security, and Agriculture, yang diselenggarakan selama dua hari, 24-25 November 2020 di Jakarta.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat jejaring peneliti Indonesia dengan peneliti di negara-negara ASEAN untuk menciptakan produk-produk inovatif serta berdaya saing khususnya pada teknologi kecerdasan buatan di sektor pertanian, keamanan siber, dan energi.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro saat membuka acara tersebut, Selasa (24/11), menjelaskan agenda ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam Pertemuan Komite Sains, Teknologi, dan Inovasi (COSTI) ASEAN ke-76 yang digelar pada tahun sebelumnya di Bali.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Dia mengatakan, hasil agenda ini akan menjadi referensi tindak lanjut proyek menuju penyusunan apa yang disebut ‘ASEAN Innovation Roadmap’ dan pengembangan ‘Future Regional Concept Paper on Joint Research of Artificial Intelligence in ASEAN’.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, saya percaya program ini akan secara efektif bertujuan untuk mengumpulkan peran kontributif kita untuk mengatasi masalah mendasar tentang keprihatinan perubahan cepat oleh Revolusi Industri 4.0,” kata Bambang.

Menristek/Kepala BRIN menyampaikan memasuki era Revolusi Industri 4.0, tentunya mempengarui berbagai sektor industri dan secara tidak langsung menuntut setiap pihak baik individu hingga tingkat negara untuk dapat berkompetisi dalam mengikuti perkembangan teknologi.

Fenomena ini berpotensi melahirkan ketimpangan antara pihak yang mampu beradaptasi dengan cepat dan pihak yang beradaptasi dengan lambat.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Indonesia yang merupakan bagian dari ASEAN menjalankan peran aktifnya pada COSTI melalui Kemenristek/BRIN.

Salah satu agenda penting ASEAN yang diamanahkan kepada COSTI adalah menghasilkan ASEAN Innovation Roadmap yang akan menjadi acuan tidak hanya bagi COSTI namun juga badan sektor ASEAN lainnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang berkaitan dengan isu inovasi di era Revolusi Industri 4.0.

“Makna Revolusi Industri 4.0 bagi ASEAN itu harus lugas, yaitu membuat ASEAN melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, lebih murah, lebih kompetitif di posisi Dunia. Bahwa jika kita bekerja sama dalam optimisme mengembangkan inovasi untuk tujuan bersama, bersama kita akan meninggalkan warisan yang sangat penting untuk dilihat dunia,” jelas Menteri Bambang.

Para negara anggota ASEAN COSTI telah bersepakat dan menetapkan komitmen untuk menyusun langkah-langkah guna menyiapkan negara-negara di ASEAN dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan menuju Masyarakat Industri ke-5.

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Langkah-langkah tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi berbagai indikator kebutuhan bersama yang harus disiapkan menghadapi inovasi disruptif, identifikasi sektor ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTEKIN) yang didanai.

Agenda ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan tersebut dan menetapkan pembagian tugas kepada negara-negara yang akan menjadi koordinator sektor (country coordinator) yang telah diidentifikasi berdasarkan keunggulan dan kemampuan yang dimiliki omasing-masing negara.

National COSTI Chairman for Indonesia-Sekretaris Menteri Kemenristek/BRIN Mego Pinandito mengatakan, agenda yang dihadiri beberapa negara ASEAN ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat ASEAN atas penggunaan teknologi kecerdasan buatan, serta penyebaran informasi dan berbagi praktik implementasi AI di bidang pertanian, keamanan siber dan efisiensi energi.

“Masing-masing country coordinator ini nantinya akan menyusun concept note (catatan konsep) yang menjadi acuan tindak lanjut proyek menuju penyusunan ASEAN Innovation Roadmap,” jelasnya.

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Realisasi dari catatan konsep dapat dilakukan dalam bentuk berbagai program kolaborasi seperti berbagi serta transfer pengetahuan melalui pelatihan dengan para ekspertis, penelitian bersama, atau kerja sama lainnya yang dinilai dapat berkontribusi nyata dalam penyusunan ASEAN Innovation Roadmap.

Chairman COSTI ASEAN Prof. Andy Hor menyatakan agenda ini adalah bentuk kolaborasi dan kerja sama bersama anggota ASEAN COSTI demi mewujudkan tujuan bersama.

“Workshop ini mengundang berbagai narasumber dari berbagai latar belakang, seperti akedemisi, pemerintah, komunitas, dan industri untuk berbagi ilmu dan perspektif,” ujarnya.

Proses tindak lanjut penyusunan catatan konsep pun telah dilakukan Sekretariat Nasional COSTI Indonesia sejak 2019 dan tahun 2020 ini akan dilanjutkan dalam bentuk pelaksanaan workshop ini.

Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea

Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan peserta dari setiap negara anggota ASEAN dipandu oleh ekspertis iptek bidang pertanian, keamanan siber, dan energi sebagai pemateri.

Mempertimbangkan pandemi Covid-19 saat ini, rangkaian dua hari penyelenggaraan dilakukan kombinasi secara daring dan luring.

Turut memberikan sambutan dalam acara pembukaan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi.

Agenda ini menghadirkan 14 orang pembicara dari Indonesia, Malaysia, Jepang, dibantu dengan enam orang moderator dan empat orang notulis, serta dihadiri 300 orang peserta dari Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Filipina.(L/R1/P2)

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Anak, Kemendikbudristek Sediakan Konten Edukatif di Platform Digital

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sembilan Santri MA Al-Fatah Lampung Ikuti KSM Tingkat Kabupaten

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
MINA Millenia
MINA Sport
Internasional