Jakarta, 16 Dzulhijjah 1435/9 Oktober 2014 (MINA) – Indonesia akan mencari cara untuk bisa masuk ke Gaza melalui Kementerian Luar Negeri Mesir, kata Kasubdit Polkam Direktorat Timur Tengah Kemenlu, Denny Lesmana.
Menurut Denny, selama ini baik LSM maupun pejabat Indonesia masih sulit masuk ke area yang diblokade itu karena jalur penyebrangan ke Gaza melalui Rafah berada di bawah kewenangan Badan Intelijen Umum (GIS) Mesir.
Upaya untuk bisa masuk Gaza akan kembali dilakukan pemerintah RI melalui Kementrian Luar Negeri Mesir dalam konferensi rekonstruksi di Gaza yang akan diselenggarakan pada 12 Oktober di Kairo.
“Oleh karena itu, selain fokus pada rekonstruksi Gaza, kami juga berusaha mencari cara untuk masuk News Agency ke Gaza karena sudah banyak permintaan,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Kamis.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Dia memaparkan kesulitan masuk ke Jalur Gaza melalui Rafah dikarenakan ada kewenangan terpisah antara kementrian di sana dan intelijen yang berkuasa di perbatasan itu.
“Kondisi di Rafah sangat insidental, kadang intelijen membuka gerbang penyebrangan secara tiba-tiba sehingga siklusnya mendadak,” tambah Denny.
Indonesia menyatakan kesediaannya untuk mengikuti konferensi Pembangunan Gaza yang difasilitasi oleh Mesir dan Norwegia selaku penyelenggara.
Delegasi RI akan berangkat pada Jum’at dini hari ke negeri piramid dan diketuai Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiwiek Setyawati Firman.
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Sebagai bentuk partisipasi ini, Indonesia juga akan mengirimkan sumbangan dana sebesar satu juta dolar AS untuk pembangunan Gaza melalui konferensi donor ini, di samping negara-negara lainnya.
Sumbangan ini merupakan bukti berkesinambungan Indonesia dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, kata Denny.(L/R04/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”