Indonesia Cocok Menjadi ‘Lahan’ Biofuel

President Nippon Eco Solutions, Akira Sakamoto (kanan) dan penterjemahnya, Nakatani Ryo (kiri) (Foto: Aqmar/MINA)
President Nippon Eco Solutions, (kanan) dan penterjemahnya, Nakatani Ryo (kiri) (Foto: Aqmar/MINA)

Jakarta, 11 Jumadil Awwal 1437/19 Februari 2016 (MINA) – Seorang insinyur pakar Jepang bernama Akira Sakamoto mengatakan bahwa memiliki banyak potensi dalam berbagai hal dari lahan, bahan baku dan tenaga kerjanya, untuk pengembangan biofeul di bidang pertanian.

Insinyur yang berhasil membuat mesin (Micro-emulsified Hidro Fuels), mesin yang dapat menghasilkan biofuel menyebutan, biofuel tidak akan terlalu sulit untuk dikembangkan di Indonesia dan memungkinkan Indonesia menjadi nomer satu dalam hal teknologi biofuel, dibanding negara lainnya yang memiliki banyak kekurangan dari berbagai segi.

“Indonesia adalah negara yang kaya dengan matahari, karena matahari adalah emas. Kami membuat mesin ini juga untuk meningkatkan sektor pertanian dengan bahan hasil olahan limbah yang dijadikan pupuk, supaya lahan-lahan kosong di Indonesia berguna dan bisa meningkatkan hasil pertanian agar tidak ada lagi orang yang kelaparan,” kata Mr. Akamoto kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Jum’at (19/2).

Biofuel adalah bahan bakar yang terbuat dari bahan-bahan organik dan ramah lingkungan. Biofuel dapat dihasilkan dari tanaman, limbah industri, komersial, dan pertanian.

Alasan Akamoto memilih Indonesia sebagai ‘lahan’ untuk biofalue, karena melihat banyaknya limbah di Indonesia yang tidak bisa diuraikan dengan baik hingga menghasilkan polusi yang justru merugikan banyak pihak.

Rencananya, proyek biofuel akan dijalankan mulai 5% pada tahun 2025 nanti, sesuai dengan kesepakatan saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Jepang tahun lalu.

Selain menjadi seorang insinyur dalam bidang teknik elektro, Akira Sakamoto juga presiden sebuah perusahaan bernama Nippon Eco Solution, Inc yang terletak di Chiyoda-Ku, Tokyo. (L/mar/wido/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)