Oleh: Retno L. P. Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
Pada Jumat, 8 Juni 2018, Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (pbb/">DK PBB) 2019-2020 didukung oleh 114 dari 190 negara, mewakili kelompok Asia dan Pasifik. Indonesia menggantikan Kazakhstan yang masa keanggotaannya akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.
Sejak NKRI berdiri, ini kali keempat Indonesia dipercaya menjadi anggota DK. Indonesia pernah menjadi anggota pbb/">DK PBB pada tahun 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008. Dukungan mayoritas melebihi syarat dua pertiga dukungan (127) negara merupakan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa, khususnya para diplomat kita di berbagai penjuru dunia. Kampanye intensif berlangsung sejak 2016.
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan saya sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu), dalam setiap pertemuan meyakinkan mitra untuk mendukung Indonesia.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Para duta besar dan diplomat Indonesia di seluruh dunia juga bergerilya memastikan dukungan bagi Indonesia. Utusan khusus Presiden RI, bahkan parlemen – khususnya Komisi I – juga turut meyakinkan mitra dalam kunjungan mereka ke luar negeri. Memandang arti penting Indonesia di pbb/">DK PBB, tidak sedikit negara yang ikut berkampanye untuk Indonesia.
Proses Kampanye
Menjelang dua hari sebelum pemilihan, tim pemenangan Indonesia di Markas PBB bertemu dengan hampir semua negara anggota PBB di New York. Saya pun bertemu dengan puluhan delegasi di New York dari tingkat duta besar sampai Menlu. Proses kampanye ini sangat panjang. Berbagai dinamika di Tanah Air dan respon Indonesia menyikapi perkembangan global menjadi pertimbangan mitra untuk tentukan dukungan.
Alhamdulillah, Indonesia terpilih menjadi anggota pbb/">DK PBB. Terpilihnya Indonesia adalah cerminan kepercayaan dunia internasional terhadap komitmen dan kontribusi Indonesia selama ini terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Kredensial sebuah negara tidak dapat dibangun semalam, dalam hitungan hari, minggu, ataupun bulan. Ini merupakan rekam jejak sejarah panjang kontribusi Indonesia terhadap perdamaian dan keamanan internasional, dari sejak Indonesia merdeka.
Dalam usia bangsa yang masih belia, 12 tahun tepatnya, Indonesia telah mengirim kontingen Garuda ke misi PBB untuk pertama kali. Komitmen tersebut berlanjut sampai hari ini. Hingga April 2018, Indonesia adalah kontributor terbesar kedelapan untuk misi perdamaian PBB dengan 2.694 personel di sembilan misi.
Saat ini Indonesia tengah mempersiapkan pengiriman pasukan baru sekitar 1.000 personel ke Monusco (Republik Demokratik Kongo) dan Minusca (Republik Afrika Tengah).
Rekam jejak Indonesia dalam penyelesaian konflik antara lain penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM) I pada tahun 1988 dan Jim II pada tahun 1989. Indonesia memprakarsai pertemuan pihak-pihak yang berkonflik untuk penyelesaian menyeluruh konflik Kamboja-Vietnam.
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Komitmen berlanjut hingga Indonesia menengahi konflik perbatasan Thailand-Kamboja, pada tahun 2011.
Saat ini Indonesia terus mendorong solusi politik berbagai konflik di Timur Tengah dan memfasilitasi proses bina damai di Afghanistan. Baru-baru ini Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Trilateral Ulama Indonesia-Afghanistan-Pakistan.
Diplomasi Indonesia membela hak-hak bangsa Palestina juga tidak surut. Tahun 2016, misalnya, Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI mengenai Al-Quds Al-Syarif.
Selain itu, sesuai dengan Chapter 8 Piagam PBB, bersama negara ASEAN lainnya, Indonesia selama lima dekade terus mendorong terciptanya kawasan Asia Tenggara yang stabil, damai, dan makmur. Dengan mengedepankan prinsip habit of dialogue, peaceful settlement of dispute, dan no use of forces, lebih dari dua dekade yang lalu hingga saat ini, Indonesia terus mendorong kawasan di Asia Pasifik dan Indo Pasifik yang stabil, makmur, dan inklusif.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Indonesia juga memiliki kredensial terhadap prinsip multilateralisme dan konsisten menyuarakan kepentingan negara berkembang. Rekam jejak Indonesia itu dapat ditelusuri dari peran dan kontribusi di berbagai forum multilateral seperti PBB, GNB, OKI, G-77, G-33, dan G-20.
Amanah Perdamaian
Terpilihnya Indonesia menjadi anggota DK adalah amanah dan tanggung jawab untuk kontribusi bagi perdamaian dan keamanan internasional.
Sebagai anggota pbb/">DK PBB, agenda utama yang akan diusung Indonesia adalah secara konsisten memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global. Indonesia akan mendorong budaya habit of dialogue, peaceful settlement of disputes, dan no use of forces dalam penyelesaian konflik.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Solusi yang diawali dialog dan melibatkan semua pihak secara inklusif akan terus didorong. Kapasitas Pasukan Perdamaian PBB, termasuk peran perempuan, harus terus ditingkatkan agar dapat memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian di berbagai misi PBB, termasuk memanfaatkan pusat latihan pasukan perdamaian di Sentul, Jawa Barat. Hal ini sejalan dengan target untuk mengirim 4.000 pasukan dalam misi PBB hingga 2019.
Kedua, Indonesia juga akan berupaya meningkatkan sinergi organisasi kawasan dengan pbb/">DK PBB dalam menjaga perdamaian sesuai mandat Chapter 8 PBB terkait regional arrangement. Organisasi kawasan adalah pihak yang paling memahami masalah stabilitas dan perdamaian di kawasan. Maka, perannya menjadi sangat vital baik untuk mencegah konflik maupun upaya penyelesaian konflik.
Ketiga, dalam menghadapi tantangan bersama masyarakat internasional dari terorisme dan ekstremisme, Indonesia akan mendorong terbentuknya pendekatan global dan komprehensif untuk memerangi terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
Keempat, Indonesia juga akan mendorong kemitraan global agar tercapai sinergi antara penciptaan perdamaian dan kegiatan pembangunan berkelanjutan. Kemitraan global akan menciptakan perdamaian, keamanan, dan stabilitas, akhirnya berkontribusi pada pancapaian agenda pembangunan PBB 2030.
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
Selanjutnya, isu Palestina akan mendapat perhatian khusus Indonesia selama menjadi anggota pbb/">DK PBB. Kemerdekaan Palestina dan solusi dua negara adalah pekerjaan rumah bangsa-bangsa di dunia yang masih belum selesai.
Hal terakhir yang akan terus Indonesia dorong adalah efektivitas pbb/">DK PBB untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pbb/">DK PBB adalah satu-satunya jalan agar PBB dapat menjalankan mandatnya menghadapi berbagai tantangan keamanan dan perdamaian dunia saat ini.
Dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif dan tagline “A True Partner for Peace” yang diusung selama kampanye pencalonan di pbb/">DK PBB, Indonesia akan bekerja keras untuk berkontribusi bagi perdamaian dan keamanan internasional.(AK/R01/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!